Menurut Odaily, Menteri Keuangan Inggris Tulip Siddiq menganjurkan penerbitan 'surat utang digital' pada teknologi blockchain. Namun, seorang mantan menteri dan beberapa pejabat departemen yang mengetahui diskusi tersebut mengungkapkan bahwa Kantor Manajemen Utang (DMO), yang bertanggung jawab untuk menerbitkan dan mengelola obligasi pemerintah, menentang langkah ini. Para pejabat menyatakan bahwa Siddiq bertekad untuk terus maju guna mencegah Inggris tertinggal dari negara-negara lain di dunia.

Dalam beberapa dekade terakhir, obligasi tradisional sebagian besar telah beralih dari perdagangan kertas ke perdagangan elektronik. Obligasi digital berbeda karena diterbitkan dan diperdagangkan menggunakan teknologi blockchain. Para pendukung berpendapat bahwa teknologi ini dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya dengan menghilangkan perantara. CEO BlackRock Larry Fink telah memujinya sebagai 'generasi berikutnya' pasar keuangan. Meskipun demikian, penggunaan blockchain untuk penerbitan obligasi masih dalam tahap awal dan hanya mewakili sebagian kecil pasar. Para ahli mencatat bahwa beberapa sistem untuk menerbitkan obligasi digital saat ini sedang dalam pengembangan, yang menunjukkan bahwa infrastruktur saat ini mungkin berbeda dari yang berlaku saat ini.

Seorang pejabat Departemen Keuangan yang diberi pengarahan mengenai diskusi tersebut menyatakan, "Selalu ada penolakan terhadap reformasi, tetapi Tulip yakin tidak ada alasan khusus untuk tidak melanjutkannya. Dalam jangka panjang, inilah tujuan yang ingin kami capai. Kami berisiko tertinggal dari kawasan lain di dunia."