Komando Operasi Khusus Angkatan Laut AS baru-baru ini melakukan uji lapangan dengan kendaraan darat tak berawak (UGV) baru. Robot berkaki empat ini, yang dijuluki UGV berkaki empat Vision 60, dipersenjatai dengan senjata bertenaga AI. Hal ini merupakan langkah besar dalam memasukkan teknologi baru ke dalam operasi militer.

Spesifikasi teknis dan kemampuan senjata

Vision yang disampaikan, 60 MULE dari Ghost Robotics, menampilkan sistem senjata jarak jauh SENTRY dari Onyx Industries, spesialis keamanan dari Virginia. Platform ini menggabungkan Sistem Pencitraan Digital yang disempurnakan dengan AI sehingga senjata dapat membedakan target secara otomatis. Namun, tindakan terakhir untuk menggunakan target ini masih berada di bawah wewenang seseorang. Tumpukan X360 Pan/Tilt Gimbal melengkapi senapan restrukturisasi dengan meningkatkan kapasitas optik dan kemampuan infra-merahnya. Teknologi ini melacak dan menganalisis orang, kendaraan, UAV, dll yang masuk.  Teknologi ini dibuat khusus untuk mencapai lingkungan yang aman dan terlindungi.

Komponen strategi dan visi masa depan

Penyerapan senjata robot AI di antara senjata-senjata yang sudah ada dianggap sebagai dorongan teknologi yang memiliki kepentingan strategis. Melalui aplikasi robot anjing ini, keselamatan prajurit manusia dapat ditingkatkan secara signifikan, terutama dalam misi berbahaya. Misalnya,
Desainnya memberikan kemungkinan untuk dipasang dan berfungsi di tempat sempit, termasuk terowongan dan parit, sedangkan mesin lapis baja klasik menghadapi kekurangan aksesibilitas.

Eric Shell dari Onyx Industries merayakan hasil terobosan dari uji coba ini dalam pidatonya, dan menyoroti bahwa uji coba tersebut merupakan lompatan besar menuju teknologi drone untuk pertahanan. Chief Engineer menekankan pentingnya pelatihan dan mencegah kecelakaan lebih lanjut sekaligus menjadikan pengoperasian lebih andal. Perkembangan ini mengikuti jejak Angkatan Darat AS, yang di masa lalu telah menyebutkan niatnya untuk membawa UGV tersebut saat menggunakan Senjata Pasukan Generasi Berikutnya.

Implikasi AI dalam operasi militer

Meningkatnya peran AI dalam rencana militer semakin mencerminkan transisi sistem kekuatan pertahanan di seluruh dunia. Namun, militer menindaklanjutinya dengan mengerahkan robotika dan AI untuk skenario peperangan dengan cara yang lebih aman dan cepat. Penuntutan yang dilakukan oleh agen Komando Operasi Khusus Angkatan Laut AS membantu mengambil langkah lebih jauh, dengan menggabungkan metode militer klasik dengan teknologi modern.