Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa António Guterres memperingatkan bahwa kecerdasan buatan (AI) yang tidak diatur menimbulkan risiko terhadap sistem demokrasi, memperburuk misinformasi dan ketidaksetaraan gender. Dia meminta negara-negara untuk menetapkan pedoman tata kelola AI dan mendorong penggunaan yang bertanggung jawab. Guterres mencatat potensi manfaat AI, termasuk peningkatan partisipasi masyarakat dan kesetaraan, namun menekankan perlunya kerja sama internasional untuk memitigasi risiko.

Sekretaris Jenderal PBB menyerukan standar tata kelola AI global

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa António Guterres memperingatkan bahwa kecerdasan buatan (AI) dapat mengganggu stabilitas sistem demokrasi jika tidak dikelola. Dalam pidatonya yang memperingati Hari Demokrasi Internasional, Guterres meminta negara-negara untuk menetapkan pedoman tata kelola AI.

Peringatan Guterres muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran mengenai peran AI dalam kampanye disinformasi. Baru-baru ini, Presiden Kenya William Ruto memperingatkan terhadap misinformasi yang disebabkan oleh AI. Para pemimpin Afrika lainnya, termasuk Nardos Bekele dari NEPAD, telah menekankan perlunya keterlibatan dalam memanfaatkan teknologi demi kebaikan sosial.

Namun, Guterres mencatat dalam sambutannya yang dipublikasikan di UN News bahwa AI dapat mendorong keterlibatan publik, meningkatkan kesetaraan, dan berkontribusi terhadap pembangunan manusia jika digunakan secara bertanggung jawab. Mengenai promosi kesetaraan gender, Sekjen PBB menekankan bahwa AI harus melayani umat manusia secara adil dan aman. Ia yakin hal tersebut tidak terjadi saat ini. Untuk menggambarkan hal ini, laporan UN News menyatakan:

“Norma-norma sosial yang merugikan dan kekerasan berbasis gender terus menghambat hak-hak politik perempuan, dan stereotip media sering kali melemahkan kemampuan kepemimpinan mereka. Selain itu, ancaman kekerasan online terhadap perempuan dalam politik dan kehidupan publik semakin meningkat, yang berpotensi diperburuk oleh teknologi AI.”

Untuk mengatasi hal ini, Sekjen PBB mendesak negara-negara anggota untuk memandang KTT Masa Depan yang akan datang sebagai platform untuk membahas cara-cara memperkuat kerja sama internasional di bidang AI. Guterres mengatakan konsensus global mengenai AI akan memungkinkan pemerintah mencegah penggunaan teknologi tersebut untuk menyebarkan ujaran kebencian dan mendistorsi opini publik melalui deepfake.

Apa pendapat Anda tentang cerita ini? Silakan bagikan pendapat Anda di bagian komentar di bawah.
#binance #tramnguyen #bitcoin #eth $BTC $ETH $BNB