#Elon Musk, miliarder teknologi Amerika, telah membuat pernyataan signifikan tentang dampak #ArtificialInteligence (AI) terhadap pasar kerja. Mengevaluasi potensi AI untuk mentransformasikan berbagai profesi, Musk menyatakan, 😱"Mungkin tidak ada di antara kita yang akan memiliki pekerjaan,"😱menyoroti perubahan yang akan terjadi di sektor bisnis.

#Musk , yang memiliki #Tesla dan #SpaceX , percaya bahwa AI pada akhirnya akan menggantikan pekerja manusia. Namun, ia mencatat bahwa hal ini mungkin tidak sepenuhnya buruk. Berbicara pada konferensi teknologi VivaTech di Paris melalui konferensi video, Musk menekankan masa depan di mana pekerjaan bisa menjadi “opsional.”

“Tak satu pun dari kita akan memiliki pekerjaan,” kata Musk, membayangkan sebuah dunia di mana pekerjaan adalah sebuah pilihan, bukan keharusan. “Jika Anda ingin melakukan sesuatu yang bersifat hobi, Anda bisa melakukannya,” jelasnya. Di masa depan, AI dan robot akan menyediakan produk dan layanan yang dibutuhkan manusia, sehingga menjadikan 'penghasilan tinggi universal' menjadi hal yang penting.

Kemajuan pesat dalam kemampuan AI selama beberapa tahun terakhir telah memicu kekhawatiran mengenai masa depan berbagai sektor dan profesi. Musk secara konsisten menyuarakan kekhawatirannya tentang AI, dan menggambarkannya sebagai "ketakutan terbesarnya". Dalam pidatonya, ia membandingkan ketakutan ini dengan harapan terbesarnya, dengan mengatakan, "Harapan terbesar saya adalah Mars. Ketakutan terbesar saya adalah kecerdasan buatan."

Komentar Musk menggarisbawahi sifat ganda dari potensi AI, yaitu menawarkan kenyamanan dan inovasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, sekaligus memberikan tantangan signifikan terhadap struktur ketenagakerjaan tradisional. Seiring dengan terus berkembangnya AI, perdebatan mengenai dampaknya terhadap lapangan kerja dan masyarakat secara luas kemungkinan akan semakin meningkat.