Upaya pemerintahan Biden untuk meningkatkan jumlah tenaga kerja sipil federal dengan lebih dari 500 profesional AI pada akhir tahun fiskal 2025 menghadapi rintangan yang signifikan. Hal ini dapat dicapai melalui diversifikasi tenaga kerja yang mewakili keberagaman Amerika.

Kurangnya representasi dalam STEM dan AI

Meskipun pengukurannya masih sedikit, tenaga kerja dan saluran AI secara umum, sebagian besar, mencerminkan kurangnya representasi STEM dalam hal gender, ras, dan keberagaman etnis. Berbagai sektor di pemerintahan menghadapi masalah keberagaman dalam pekerjaan STEM, seperti halnya bisnis swasta.

Sadar akan skenario ini, pemerintahan Biden mengklaim mengambil bentuk dari hal tersebut dengan mendorong keberagaman ketika mempekerjakan orang untuk AI. Beberapa strategi yang dipelajari di sini adalah dengan mendorong departemen untuk memanfaatkan jangkauan mereka untuk posisi yang terbuka, menyerukan peran untuk mengidentifikasi pekerjaan yang “memungkinkan AI”, dan juga mendorong gerakan yang berupaya untuk diversifikasi aktif para ahli teknologi.

Upaya Mempromosikan Keberagaman

Pemerintahan, pakar, dan advokat berulang kali menyoroti pentingnya tenaga kerja yang mampu menghadirkan beragam pengalaman dan perspektif dalam kaitannya dengan pengembangan dan penerapan AI.

Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah ini, pemerintah menganjurkan lembaga-lembaga yang menggunakan sistem “perekrutan aktif” daripada pendekatan “pasca dan sholat”. Hal ini dimungkinkan dengan memanfaatkan LinkedIn untuk mencari kandidat yang berminat, merekrut individu langsung dari lembaga yang melayani minoritas, atau dengan cara yang sama menjadi bagian dari acara seperti bursa kerja virtual.

Perekrutan dan Pelatihan Aktif

Kantor Manajemen Personalia (OPM) juga mengembangkan pelatihan untuk mendidik spesialis SDM untuk merekrut dan mempekerjakan ahli teknologi, sebuah bidang yang sangat terpisah karena alasan tertentu yang khusus.

Di sisi lain, divisi manajemen berfokus pada demarkasi antara AI dan posisi pendukung AI yang mencakup peran ilmuwan data, analis data, dan perekrut teknis. Dengan fokus pada peran-peran penting ini, pemerintah cenderung meningkatkan jumlah pelamar, yang pada gilirannya membuat pekerjaan terkait AI lebih tersedia bagi semua orang yang berminat.

Perlunya Transparansi

Meskipun pemerintah belum memperoleh informasi demografis pegawai AI, belum ada pandangan eksplisit mengenai keragaman tenaga kerja AI, baik di dalam maupun di luar pemerintahan. Para profesional tidak hanya dapat menekankan pentingnya menyediakan data tambahan dan transparansi tetapi juga dapat membantu mengidentifikasi permasalahan yang ada saat ini dan mengidentifikasi bidang-bidang yang dapat ditingkatkan.

Pelaporan Cryptopolitan oleh Benson Mawira.