Regulasi Cryptocurrency: Membongkar Mitos Transparansi

KYT Over KYC: Mengatasi "Kripto Kotor"

Saya hanya pernah mendengar tentang "crypto kotor" dan saya sendiri belum pernah menemukannya!

Jika dompet Anda menerima dana yang pernah melewati entitas seperti grup Lazarus Korea Utara, alat seperti Chainalysis atau Crystal mungkin akan menandai dompet Anda secara negatif.

Pergeseran di sini adalah dari KYC (kenali pelanggan Anda) menjadi KYT (kenali transaksi Anda), dengan fokus bukan pada pengguna individu tetapi pada transaksi itu sendiri.

Teknologi ini kemungkinan besar akan berintegrasi langsung ke platform seperti dompet dan DEX, menandai aset mencurigakan sebelum menyebabkan masalah.

Melawan Serangan Sybil dengan DID

Proyek menerapkan identitas terdesentralisasi (DID) seperti Gitcoin Passport dan Anima untuk memitigasi serangan Sybil, di mana pengguna membuat banyak dompet untuk mengeksploitasi layanan untuk mendapatkan airdrop atau keuntungan finansial yang lebih baik.

Yang penting, sistem ini memverifikasi bahwa ada manusia di balik setiap dompet, sehingga mengurangi kebutuhan akan data pribadi.

Menelusuri Sumber Dana

Biasanya dipertanyakan oleh bank selama proses legitimasi pendapatan, sumber dana dapat ditunjukkan melalui riwayat transaksi dan kontrak, khususnya di bank dan yurisdiksi yang ramah kripto.

Transparansi ini menyederhanakan deklarasi pajak dan pelacakan keuangan, menjaga privasi data pribadi.

Akuntansi Terdesentralisasi: Sebuah Realitas Baru

Setiap jaringan blockchain melibatkan pengelolaan dompet, aset, dan kunci baru. Tanpa pelacakan yang tepat, aset berharga seperti airdrop atau NFT bisa hilang atau terlupakan.

Pengguna harus menangani akuntansi mereka, yang semakin dapat dilakukan dengan teknologi saat ini.

Kesimpulannya, kekhawatiran akan peraturan KYC-AML yang invasif mungkin berlebihan.

Evolusi nyata dalam regulasi kripto melibatkan solusi teknologi yang menghormati privasi pengguna sekaligus memastikan integritas transaksi.