Dalam diskusi panas baru-baru ini di X, Justin Bons, pendiri Cyber ​​Capital, telah melontarkan kritik keras terhadap Tether, menyebutnya sebagai penipuan terbesar di dunia mata uang kripto.

Bons berpendapat bahwa dugaan pelanggaran yang dilakukan Tether jauh lebih besar daripada skandal FTX dan Bernie Madoff, dengan menuduh penerbit stablecoin tersebut kurang transparan dan mengabaikan audit yang diperlukan.

Bons menyebut operasi Tether sebagai penipuan senilai $118 miliar, dengan menunjukkan kegagalan perusahaan untuk membuktikan klaimnya tentang dukungan cadangan dengan audit yang sah. Meskipun telah ada janji sejak tahun 2015, belum ada audit formal yang dilakukan, yang digambarkan Bons sebagai "uang palsu." Ia memperingatkan bahwa potensi keruntuhan Tether bisa lebih dahsyat daripada bencana Terra Luna, mengingat skala USDT yang beredar.

Kritik juga meluas ke tata kelola Tether dan sejarahnya yang dipertanyakan. Bons mengkritik praktik audit perusahaan, dengan mencatat bahwa audit menyeluruh pada tahun 2018 diduga dibatalkan, dan laporan terbaru oleh BDO hanyalah "laporan akuntan" dan bukan audit komprehensif. Ia juga menyatakan kekhawatiran atas struktur dewan Tether yang minimal, yang menunjukkan bahwa hal itu dapat menyebabkan salah urus.

Tether tengah menghadapi masalah hukum yang berkelanjutan, termasuk gugatan hukum terbaru dari Celsius Network yang menuduhnya melakukan transfer Bitcoin secara curang. Sementara itu, CEO Tether telah menolak klaim tersebut, dan menggambarkan gugatan hukum tersebut sebagai upaya untuk memeras dana.

Meskipun adanya kontroversi ini, Tether, bersama penerbit stablecoin lainnya, telah mengambil langkah-langkah untuk memerangi aktivitas terlarang dengan memasukkan akun-akun yang terkait dengan peretas Korea Utara ke dalam daftar hitam.

#BinanceLaunchpoolHMSTR #BinanceLaunchpoolCATI #FTXSolanaRedemption #GrayscaleXRPTrust #DOGSONBINANCE