Di Balik Kehancuran Pasar Saham Jepang! Data penggajian non-pertanian (non-farm payroll) AS lesu, dan kehancuran pasar saham Asia melanda

Saat ini, anjloknya pasar saham Jepang telah menarik perhatian luas. Indeks Nikkei 225 dan Indeks Topix telah anjlok sejak pembukaannya. Indeks Nikkei pernah anjlok lebih dari 7%, kehilangan lebih dari 2.500 poin.

Fenomena ini tidak hanya membuat panik investor, tetapi juga membuat masyarakat mulai mencari tahu alasan mendalam di baliknya.

Yang perlu kita pahami adalah bahwa kebijakan kenaikan suku bunga Bank of Japan baru-baru ini merupakan salah satu penyebab utama jatuhnya pasar saham.

Sebelumnya, Bank of Japan memutuskan pada pertemuan kebijakan moneter yang berakhir pada tanggal 31 Juli untuk menaikkan suku bunga kebijakan dari 0% menjadi 0,1% menjadi sekitar 0,25%.

Ini merupakan kenaikan suku bunga pertama sejak Bank of Japan mengakhiri kebijakan suku bunga negatif pada bulan Maret tahun ini.

Pertemuan tersebut juga memutuskan untuk secara bertahap mengurangi pembelian obligasi pemerintah oleh bank sentral dari tingkat bulanan saat ini sekitar 6 triliun yen (1 dolar AS sama dengan 152,7 yen) menjadi 3 triliun yen per bulan dari Januari hingga Maret 2026. tentang.

Penyesuaian kebijakan ini telah merangsang kegelisahan banyak investor internasional. Investor telah menjual aset berisiko, dan nilai tukar yen Jepang meningkat tajam.

Pada saat yang sama, data non-farm payrolls AS pada bulan Juli jauh lebih buruk dari perkiraan, sehingga memicu kekhawatiran investor akan resesi ekonomi.

Data yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS pada hari itu menunjukkan bahwa pada bulan Juli tahun ini, jumlah pekerjaan baru di sektor non-pertanian AS hanya 114,000, dan tingkat pengangguran meningkat sebesar 0,2 poin persentase bulan ke bulan menjadi 4,3%. , level tertinggi baru sejak Oktober 2021.

Data yang relevan memicu indikator resesi "aturan Sam", yang mendefinisikan bahwa ketika rata-rata pergerakan tiga bulan tingkat pengangguran lebih tinggi 0,5 poin persentase dibandingkan nilai terendah dalam 12 bulan terakhir, ini berarti perekonomian telah memasuki tahap awal. tahap resesi.

Dipengaruhi oleh hal ini, tiga indeks saham utama AS secara kolektif turun tajam.

Rangkaian peristiwa tersebut tidak hanya berdampak besar pada pasar saham Jepang, tetapi juga berdampak pada pasar saham Asia lainnya.

Pasar saham A yang relatif kuat telah menjadi "safe haven" sementara bagi dana pasar. RMB luar negeri naik lebih dari 400 basis poin terhadap dolar AS, mencapai maksimum 7,1251, tertinggi baru sejak Januari.

Menghadapi situasi seperti ini, bagaimana seharusnya pemerintah dan investor Jepang menyikapinya? Hal pertama yang harus dilakukan adalah memiliki penilaian yang tenang dan tindakan tegas.

Bagi pemerintah, dinamika kebijakan pemerintah dan perubahan indikator makroekonomi juga perlu diperhatikan, karena semuanya mempengaruhi tren pasar. putih.

Bagi investor, mereka harus memiliki kesadaran risiko yang cukup, tidak mengikuti tren secara membabi buta, dan melakukan alokasi aset yang wajar berdasarkan tujuan investasi dan toleransi risiko mereka sendiri.

Baik pemerintah maupun investor memerlukan pikiran yang jernih dan tekad yang kuat untuk terus bergerak maju dalam krisis keuangan ini.

#加密市场急跌 #JumpTrading转移资产 #美国7月非农就业增长放缓 #BTC走势分析 #美联储何时降息? $BTC

$ETH

$SOL