Crypto Morning: Bitcoin Mencapai $68K Setelah China Secara Tak Terduga Memangkas Suku Bunga
“Jika tren ini terus berlanjut, BTC bisa melampaui $70K besok dengan peluncuran Ethereum ETF,” tulis seorang analis.
Bitcoin mengalami penurunan singkat pada hari Minggu (21) setelah Presiden AS Joe Biden mengumumkan dia tidak akan mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua. Penurunan BTC menyebabkan likuidasi kontrak berjangka senilai $159 juta, menurut Coinglass.
Namun, penurunan tersebut hanya berlangsung sebentar. Harga Bitcoin rebound melewati titik sebelumnya dan sempat mencapai $68.000 pada Senin pagi (22). Bahkan mencapai puncaknya pada $68.480,36.
Pada saat penulisan, Bitcoin telah mundur ke $67,284.98 tetapi masih diperdagangkan 0.4% lebih tinggi dari kemarin, menurut data Coingecko. Selain itu, BTC telah naik 7% dibandingkan periode yang sama minggu lalu dan mencatat volume perdagangan 24 jam sebesar $30.2 miliar.
Meskipun pengunduran diri Biden dari pemilihan presiden tahun 2024 tidak diragukan lagi merupakan katalisator yang signifikan bagi sebagian investor, ada faktor makroekonomi lain yang berperan.
Bank Rakyat Tiongkok (PBOC) mengejutkan pasar dengan pemotongan tak terduga dalam kebijakan jangka pendek dan suku bunga pinjaman acuannya pada hari Senin, sebuah langkah signifikan yang dilakukan oleh negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia.
Pengumuman ini muncul ketika investor menunggu pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Federal Reserve AS berikutnya, yang dijadwalkan pada 31 Juli.
Sekitar 95% investor yakin bahwa FOMC akan mempertahankan suku bunga tidak berubah dalam sembilan hari, menurut alat CME FedWatch.
Bitcoin cenderung memandang penurunan suku bunga AS sebagai tren bullish karena membuat investasi seperti obligasi Treasury menjadi kurang menarik. Hal ini biasanya menyebabkan investor mengalokasikan sebagian besar asetnya ke kategori yang lebih berisiko seperti saham dan mata uang kripto.
“Dengan indikator makroekonomi penting seperti PDB dan PCE AS yang akan dirilis minggu ini, kami mengantisipasi tingginya volatilitas pasar dalam beberapa hari mendatang,” tulis analis BRN.
