Tiongkok memimpin dalam perlombaan global untuk paten AI generatif, dengan mengajukan lebih dari 38.000 paten dari tahun 2014 hingga 2023. Angka ini, yang dilaporkan oleh Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia (WIPO) Perserikatan Bangsa-Bangsa, menempatkan Tiongkok jauh di depan Amerika Serikat, yang mengajukan 6.276 paten. paten antara tahun 2014 hingga 2023. 

Baca juga: Inggris Kerahkan Kamera AI untuk Pantau Pengemudi dalam Penggunaan Ponsel dan Pelanggaran Sabuk Pengaman

Perusahaan asal Tiongkok seperti ByteDance dan Alibaba merupakan kontributor utama lonjakan ini, dengan pengajuan paten yang signifikan. Perusahaan-perusahaan ini, bersama dengan OpenAI dari Microsoft, memimpin pengembangan dan mematenkan teknologi AI generatif. Persaingan ini menunjukkan semakin pentingnya AI di berbagai sektor, termasuk kendaraan otonom dan penerbitan.

Penemu yang berbasis di Tiongkok mengajukan paten kecerdasan buatan generatif dalam jumlah tertinggi, menurut laporan terbaru WIPO: https://t.co/MloqPsEIdC.Menurut Laporan Lanskap Paten WIPO tentang AI Generatif, ini adalah sektor teratas untuk#GenAIpaten⤵️ pic.twitter.com/pm8Ixsy8dF

— Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia (WIPO) (@WIPO) 3 Juli 2024

Pengajuan paten AI generatif meningkat secara global

Korea Selatan, Jepang, dan India juga merupakan pemain kunci dalam perlombaan paten AI generatif. India khususnya telah menunjukkan pertumbuhan tercepat dalam pengajuan paten, yang menunjukkan meningkatnya fokus mereka pada inovasi AI. Partisipasi aktif negara-negara ini menyoroti sifat global dari pengembangan AI dan pengakuan luas atas dampak yang mungkin timbul.

Baca juga: Lonjakan yang didorong oleh AI meningkatkan pendanaan modal ventura AS menjadi $55,6 Miliar di Q2

Pertumbuhan AI generatif, yang menghasilkan teks, gambar, dan lagu, sangatlah pesat. Meningkatnya permohonan paten mencerminkan semakin pentingnya teknologi ini di berbagai sektor. Persaingan yang kompetitif untuk mendapatkan paten menunjukkan seberapa besar premi strategis yang diberikan pada inovasi kecerdasan buatan seiring dengan perjuangan negara dan organisasi untuk mencapai supremasi teknologi.

Konsekuensi dari tren ini sangatlah signifikan. Negara-negara dengan jumlah paten yang besar kemungkinan besar akan membentuk masa depan paradigma atau model referensi AI. Kepemimpinan yang terkena dampak di bidang ini dapat menentukan peraturan dan kebijakan AI di seluruh dunia, standar perilaku sistem AI, serta tren umum dalam industri. Selain itu, persaingan yang ada saat ini dapat menjadi motivasi untuk mendorong kolaborasi lintas batas dan mendorong lebih banyak pengembangan sistem AI.

Pelaporan Cryptopolitan oleh Chris Murithi.