Bank for International Settlements (BIS) mengusulkan dalam laporan ekonomi tahunannya yang akan datang pada tahun 2024 bahwa bank sentral di berbagai negara harus secara aktif mengadopsi teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk mengatasi dampaknya yang luas terhadap perekonomian dan sistem keuangan. BIS secara khusus menekankan bahwa penerapan kecerdasan buatan secara luas berpotensi mengubah tren inflasi, dan meminta para pembuat kebijakan untuk mengintegrasikan kecerdasan buatan ke dalam strategi operasional mereka untuk mendorong stabilitas keuangan dan harga.

Cecilia Skingsley, kepala Pusat Inovasi BIS, mengungkapkan bahwa regulator secara aktif menjajaki penerapan kecerdasan buatan di berbagai bidang bersama dengan mitra bank sentral. Dia menunjukkan bahwa bank sentral, sebagai pengguna awal teknologi pembelajaran mesin, dapat secara efektif memanfaatkan kemampuan AI untuk menganalisis dan menyusun data tidak terstruktur dalam jumlah besar.

Contoh penerapannya mencakup proyek-proyek yang pernah dilakukan BIS sebelumnya seperti Aurora, yang menggunakan AI untuk mendeteksi aktivitas pencucian uang dari data pembayaran, dan Project Raven, yang bertujuan untuk meningkatkan jaringan melalui teknologi kecerdasan buatan.

Dilaporkan bahwa Bank for International Settlements berencana untuk merilis sepenuhnya "Laporan Ekonomi Tahunan 2024" dan "Laporan Tahunan 2023/24" pada tanggal 30 Juni, yang akan memberikan analisis yang lebih komprehensif dan wawasan mendalam tentang penerapan kecerdasan buatan di bidang ekonomi.

Perbankan Sentral dan Kecerdasan Buatan

Dalam Laporan Ekonomi Tahunan 2024, Bank for International Settlements menyelidiki dampak revolusioner dari kecerdasan buatan (AI) terhadap operasional bank sentral, termasuk potensi manfaat dan risiko yang ditimbulkannya. Laporan tersebut menunjukkan bahwa penerapan kecerdasan buatan memiliki manfaat yang signifikan dalam meningkatkan sistem pinjaman dan pembayaran, namun hal ini juga dapat membawa risiko baru seperti serangan siber yang canggih.

Dalam laporan tersebut, Hyun Song Shin, kepala penelitian dan penasihat ekonomi di Bank for International Settlements, menekankan dampak langsung model kecerdasan buatan terhadap cara kerja bank sentral informasi yang lebih kaya dan membantu mengidentifikasi masalah ekonomi dan keuangan.

Selain itu, laporan tersebut mengusulkan agar bank sentral dapat meningkatkan kemampuan peramalan mereka secara real-time melalui teknologi kecerdasan buatan dan menggunakan data real-time untuk membuat perkiraan inflasi dan indikator ekonomi utama lainnya yang lebih akurat. Namun, laporan tersebut juga memperingatkan bahwa meskipun kecerdasan buatan menyediakan alat analisis yang kuat, proses pengambilan keputusan akhir tetap harus dikendalikan oleh manusia untuk memastikan akuntabilitas dan transparansi.

Pada saat yang sama, kecerdasan buatan juga menunjukkan potensi besar dalam mengidentifikasi kerentanan sistem keuangan, dan dapat membantu badan pengatur mengelola dan memitigasi risiko dengan lebih efektif. Bank for International Settlements percaya bahwa seiring dengan semakin pentingnya nilai data, hal ini akan menjadi dasar penting bagi bank sentral untuk menggunakan teknologi kecerdasan buatan guna mendorong bank sentral memainkan peran yang lebih besar dalam proses pengambilan keputusan berbasis data. .

Dampak kecerdasan buatan terhadap perekonomian

Dalam laporannya, Bank for International Settlements menganalisis lebih lanjut dampak luas kecerdasan buatan terhadap perekonomian, khususnya terhadap pasar tenaga kerja, produktivitas, dan pertumbuhan ekonomi. Laporan tersebut menunjukkan bahwa kecerdasan buatan dapat berdampak pada tren inflasi dengan memberikan perusahaan kemampuan untuk merespons perubahan makroekonomi lebih cepat dan menyesuaikan harga.

Laporan tersebut juga menekankan bahwa dampak kecerdasan buatan terhadap permintaan ekonomi dan inflasi berkaitan erat dengan tingkat pengangguran yang mendapatkan pekerjaan kembali. Selain itu, keakuratan prediksi rumah tangga dan dunia usaha mengenai manfaat teknologi AI di masa depan juga merupakan faktor kunci dalam menentukan variabel ekonomi ini. Pada saat yang sama, dalam industri keuangan, penerapan kecerdasan buatan diharapkan dapat sangat meningkatkan efisiensi pembayaran, pinjaman, asuransi dan manajemen aset, serta membantu mengurangi biaya.

Namun Bank for International Settlements juga memperingatkan bahwa pengenalan teknologi kecerdasan buatan juga membawa tantangan dan risiko baru. Risiko serangan siber baru meningkat, dan kecerdasan buatan dapat memperburuk perilaku penggembalaan, pelarian, dan aksi jual di pasar keuangan, yang berpotensi menimbulkan ancaman terhadap stabilitas keuangan. Risiko-risiko ini mengingatkan regulator dan lembaga keuangan untuk berhati-hati ketika mengadopsi teknologi kecerdasan buatan dan memastikan keseimbangan antara inovasi teknologi dan manajemen risiko. #BIS #人工智能 #CBDC #金融风险

Kesimpulan:

Dalam laporannya yang akan datang, Bank for International Settlements menyoroti potensi transformatif kecerdasan buatan di bidang keuangan, sekaligus memperingatkan risiko yang menyertainya. Kecerdasan buatan tidak hanya dapat meningkatkan efisiensi operasional bank sentral dan keakuratan perkiraan ekonomi, namun juga dapat menimbulkan ancaman keamanan baru dan masalah perilaku pasar. Temuan-temuan ini menyerukan kepada para pembuat kebijakan dan lembaga keuangan untuk secara hati-hati menyeimbangkan inovasi dan risiko ketika mengadopsi teknologi baru.

Menghadapi gelombang inovasi keuangan yang dipimpin oleh kecerdasan buatan, penting untuk memastikan keseimbangan antara kemajuan teknologi dan pengendalian risiko. Hal ini mengharuskan regulator dan pelaku industri untuk memperdalam pemahaman mereka tentang dampak kecerdasan buatan dan mengambil langkah-langkah efektif untuk memastikan keamanan dan stabilitas sistem keuangan. Pada saat yang sama, ketika kita memasuki era baru pembangunan yang berbasis intelijen dan data, inovasi yang bertanggung jawab akan menjadi kunci untuk mendorong pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan sehat.