Penggunaan alat analisis teknis secara efektif sangat penting untuk mengembangkan strategi investasi yang sukses di pasar mata uang kripto. Indikator seperti RSI (Relative Strength Index) dan Stablecoin Supply Ratio (SSR) dapat memberikan wawasan berharga saat mengevaluasi pergerakan harga Bitcoin.

RSI (Indeks Kekuatan Relatif):

RSI mengukur kecepatan dan perubahan pergerakan harga, biasanya selama periode 14 hari. Ini berkisar antara 0 dan 100:

Wilayah Overbought: RSI di atas 70 sering kali mengindikasikan potensi koreksi harga.

Wilayah Oversold: RSI di bawah 30 sering kali mengindikasikan potensi pemulihan harga.

Rasio Pasokan Stablecoin (SSR):

SSR mewakili rasio pasokan stablecoin terhadap kapitalisasi pasar Bitcoin:

SSR Tinggi: Menunjukkan stablecoin sedang dikonversi ke BTC, meningkatkan tekanan jual.

SSR Rendah: Menunjukkan akumulasi stablecoin, menunjukkan potensi daya beli.

Sinyal Beli dan Jual Menggunakan RSI dan SSR:

Sinyal Jual: RSI yang tinggi (di atas 70) dan SSR yang tinggi biasanya menandakan pasar overbought dan potensi koreksi harga.

Sinyal Beli: RSI rendah (di bawah 30) dan SSR rendah biasanya menandakan pasar oversold dan potensi pemulihan harga.

Analisis Sinyal Saat Ini:

Saat ini, indikator RSI SSR berada di angka 26, menunjukkan wilayah yang cocok untuk akumulasi. Memulai strategi DCA (Dollar-Cost Averaging) dapat bermanfaat dari level ini.

Menggabungkan indikator RSI dan SSR dapat membantu mengidentifikasi peluang perdagangan di Bitcoin. Namun, disarankan untuk menggunakan indikator ini bersama dengan alat analisis teknis dan fundamental lainnya untuk mengambil keputusan investasi yang lebih andal.

Ditulis oleh datascope