Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa lebih dari separuh konsumen berita di AS dan Inggris merasa tidak nyaman dengan konten berita yang dihasilkan AI. Hal ini terjadi ketika beberapa organisasi media mengadopsi teknologi AI untuk memenuhi beberapa tugas sehari-hari di ruang redaksi.

Baca juga: Warga Australia Menyatakan Ketidakpercayaan Terhadap Konten Berita Buatan AI

Institut Studi Jurnalisme Reuters melakukan survei yang menunjukkan bahwa konsumen pada umumnya “curiga” terhadap konten berita yang dipimpin oleh AI. Mereka terutama mengutip topik-topik sensitif seperti kejahatan dan politik.

Konsumen berita mengungkapkan kecurigaannya terhadap konten berita yang dipimpin oleh AI

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa sekitar 52% responden di AS dan 63% di Inggris merasa tidak nyaman dengan jurnalisme yang digerakkan oleh AI. Dari 100.000 responden yang disurvei, setidaknya 18% bersikap netral terhadap penggunaan teknologi dalam konten berita.

Mengomentari temuan ini, Nic Newman, peneliti senior di institut tersebut mengatakan:

“Orang-orang khawatir tentang apa yang mungkin terjadi pada keandalan dan kepercayaan konten.”

Meskipun beberapa responden menerima penggunaan AI untuk grafis dan ilustrasi, sebagian besar responden lainnya menentang pembuatan gambar dan video yang terlihat nyata menggunakan alat AI.

Responden merasa bahwa manusia “harus selalu mengetahui perkembangannya, dan otomatisasi yang lengkap tidak boleh dilakukan”.

“Temuan kami menunjukkan bahwa audiens yang paling terbuka terhadap penggunaan AI berada di balik layar dan area di mana AI dapat membantu meningkatkan pengalaman mereka dalam menggunakan berita, memberikan informasi yang lebih personal dan mudah diakses,” kata lembaga tersebut dalam laporan digital tahunan yang menyertai hasil survei.

Konsumen beralih ke sumber informasi alternatif

Hasil survei ini muncul ketika organisasi media mengadopsi AI untuk tugas-tugas seperti penelitian dan transkripsi. Tahun lalu, News Corp di Australia mengungkapkan bahwa perusahaan tersebut menghasilkan sekitar 3.000 artikel dalam seminggu menggunakan AI.

Di tempat lain, sebuah tabloid Jerman memperingatkan stafnya bahwa perusahaan tersebut mengantisipasi lebih banyak PHK karena mempertimbangkan “peluang kecerdasan buatan.”

Baca juga: Bisakah Kita Mempercayai Berita yang Dihasilkan AI? Melihat Lebih Dekat Kisah Psikiater Perdana Menteri Israel

Namun, Reuters Institute menemukan bahwa konsumen berita mempertimbangkan sumber berita alternatif seperti influencer media sosial karena mereka menghindari artikel berita arus utama.

Menurut penelitian tersebut, 57% mengatakan mereka menerima informasi dari kepribadian individu sementara 35% responden menyatakan bahwa mereka mengikuti jurnalis.

Newman menyoroti perlunya organisasi media membina hubungan langsung dengan khalayaknya.

Pelaporan Cyrptopolitan oleh Enacy Mapakame