Ethiopia, negara terbesar kedua di Afrika, sedang menyaksikan ledakan penambangan Bitcoin (BTC) yang dipicu oleh perjanjian listrik dengan perusahaan Tiongkok. Colin Wu, seorang jurnalis mata uang kripto terkemuka Tiongkok, melaporkan bahwa Ethiopia, dengan populasi 115 juta jiwa, kini memiliki lebih dari 1,8 juta pengguna mata uang kripto. Otoritas Energi Ethiopia telah menandatangani perjanjian listrik dengan 21 perusahaan pertambangan Bitcoin, 19 di antaranya berasal dari Tiongkok. Platform uang seluler lokal telah memungkinkan pengguna untuk membeli dan menjual mata uang kripto dan stablecoin melalui Binance dan Paxful.

Evolusi Sikap Ethiopia terhadap Crypto

Pada Juni 2022, bank sentral Ethiopia, National Bank of Ethiopia (NBE), menyatakan perdagangan mata uang kripto ilegal. NBE mengutip kekhawatiran tentang ketidakstabilan keuangan, pencucian uang, dan kurangnya regulasi seputar aset kripto. Langkah ini mencerminkan kekhawatiran banyak bank sentral Afrika yang khawatir terhadap mata uang kripto yang melemahkan mata uang nasional dan kontrol keuangan terpusat.

Namun, pada Agustus 2022, pemerintah Ethiopia memberi isyarat adanya perubahan kebijakan. Badan Keamanan Jaringan Informasi (INSA) mengeluarkan arahan yang mewajibkan semua operator mata uang kripto untuk mendaftar pada mereka, memperingatkan bahwa pemain kripto yang tidak terdaftar akan dituntut. Hal ini menandai transisi dari larangan langsung ke pendekatan yang lebih teregulasi, yang bertujuan untuk memanfaatkan manfaat mata uang kripto sekaligus memitigasi potensi risiko.

Adopsi Kripto dan Kerangka Peraturan

Meskipun ada larangan awal dari NBE, adopsi kripto terus tumbuh di Ethiopia. Pemerintah menyadari potensi manfaat mata uang kripto, seperti memfasilitasi pembayaran lintas batas dan meningkatkan sistem identitas digital. INSA dan entitas lainnya sedang merumuskan pedoman untuk mengawasi implikasi ekonomi dan lingkungan dari sektor kripto. Ketertarikan terhadap teknologi dasar seperti blockchain juga semakin meningkat, seiring dengan semakin banyaknya pengembang, pengusaha, dan pejabat pemerintah yang menjajaki penerapannya di luar bidang keuangan.

Salah satu inisiatif blockchain paling menonjol di Ethiopia adalah program identitas siswa digital yang diterapkan oleh Input Output Global (IOG) di bawah blockchain Cardano di lebih dari 3,000 sekolah. Kemitraan ini bertujuan untuk membuat database nasional kredensial siswa dan guru menggunakan solusi identitas digital terdesentralisasi. Dengan mendigitalkan catatan pendidikan dan menyimpannya pada platform berbasis blockchain, Ethiopia bertujuan untuk menghilangkan risiko gangguan atau pemalsuan, dan memastikan keaslian kualifikasi akademik.

Penawaran Listrik dan Penambangan Bitcoin

Ibu kota Ethiopia, Addis Ababa, telah muncul sebagai tujuan menarik bagi para penambang Bitcoin karena pasokan listrik murah yang melimpah dan biaya operasional yang relatif rendah. Ethiopia memiliki sekitar 5.200 MW kapasitas pembangkit terpasang, terutama dari pembangkit listrik tenaga air, yang menyumbang sekitar 90% dari total kapasitas pembangkit listrik. Bendungan Grand Ethiopia Renaissance (GERD), yang hampir selesai, diharapkan dapat menambah kapasitas terpasang sebesar 5.150 MW.

Otoritas Energi Ethiopia telah mencapai kesepakatan listrik dengan 21 perusahaan pertambangan Bitcoin, 19 di antaranya adalah Tiongkok. Lonjakan aktivitas penambangan ini sebagian disebabkan oleh larangan Tiongkok terhadap perdagangan dan penambangan kripto pada tahun 2021, yang mendorong para penambang Tiongkok untuk mencari lingkungan yang lebih menguntungkan. Ethiopia mengizinkan penambangan Bitcoin karena perusahaan membayar listrik dalam mata uang asing, sehingga memperkuat cadangan devisa negara.

Dampak terhadap Inklusi Keuangan dan Uang Seluler

Ethiopia secara historis mengalami kesulitan dalam hal inklusi keuangan yang terbatas, dengan layanan perbankan tradisional yang gagal menjangkau sebagian besar penduduknya. Munculnya uang seluler membentuk kembali narasi ini. Platform uang seluler Kenya M-Pesa memasuki pasar Ethiopia pada tahun 2023, berkembang pesat dan kini mencakup 33% populasi. Integrasi M-Pesa dengan bursa kripto besar seperti Binance dan Paxful semakin meningkatkan adopsi kripto di negara tersebut.

Telebirr milik Ethio Telecom, dengan lebih dari 34 juta pelanggan, dan layanan inovatif M-Pesa memudahkan warga Etiopia untuk terlibat dengan mata uang kripto. M-Pesa memungkinkan pengguna untuk membeli dan menjual kripto menggunakan platform yang sudah dikenal, mengurangi kurva pembelajaran dan meningkatkan tingkat kenyamanan bagi orang-orang yang mempertimbangkan kripto.

Perjalanan Ethiopia dari pelarangan mata uang kripto hingga eksplorasi potensinya secara hati-hati adalah sebuah studi kasus dalam menavigasi kompleksitas lanskap teknologi yang berkembang pesat. Pendekatan peraturan di negara ini bertujuan untuk menyeimbangkan inovasi dengan tanggung jawab untuk melindungi warga negara dan menjaga stabilitas keuangan.

Pengakuan atas potensi blockchain dalam pencatatan transaksi yang aman dan transparan telah memicu minat untuk mengeksplorasi penerapannya di luar mata uang kripto. Upaya seperti proyek identitas digital dan kesepakatan listrik untuk penambangan Bitcoin menyoroti langkah strategis Ethiopia dalam memanfaatkan teknologi baru untuk pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Ketika negara ini terus menyempurnakan kerangka peraturannya dan merangkul inovasi teknologi, Ethiopia dapat menjadi pemain penting dalam ekosistem kripto dan blockchain global.