IMF: Dolar AS 'diam-diam terkikis' di tengah tren de-dolarisasi, apa 'risiko' terbesar bagi greenback?

Bank sentral global telah mengurangi porsi dolar AS dalam cadangan devisa mereka selama dua dekade terakhir. Dolar AS masih mendominasi cadangan devisa, namun proporsinya telah turun dari 70% pada tahun 2000 menjadi sekitar 55% pada kuartal keempat tahun 2023, menurut IMF.

Bank "secara bertahap beralih" dari dolar, dan proporsi "mata uang cadangan non-tradisional" meningkat. Mata uang ini termasuk dolar Australia, dolar Kanada, Yuan Tiongkok, won Korea, dolar Singapura, dan mata uang Nordik.

Laporan tersebut dirilis dalam konteks isu de-dolarisasi yang sedang hangat dibicarakan.

Sebagai bagian dari sanksi, Barat mengecualikan Rusia dari sistem keuangan global (SWIFT) setelah pecahnya konflik Rusia-Ukraina. Negara-negara lain kini khawatir bahwa mereka juga akan tersingkir dari sistem ini.

Meski begitu, para analis baru-baru ini mengatakan masih ada kekhawatiran lain yang dapat mengikis kepercayaan terhadap greenback. Financial Times “Disfungsi Amerika” – politik dan keuangan – adalah ancaman nyata terhadap dominasi dolar.

Jared Cohen, presiden urusan global di Goldman Sachs, mengakui ada gerakan menuju de-dolarisasi tetapi waktu untuk mengubah sistem keuangan global berdasarkan dolar AS masih jauh.

Namun, Cohen memperingatkan bahwa supremasi dolar tidak boleh dianggap remeh, perkembangan di AS dapat mengikis kepercayaan terhadap greenback.