Mulai bulan depan, peraturan baru Uni Eropa akan memaksa beberapa mata uang digital untuk keluar dari pasar mata uang kripto Eropa. Langkah ini akan mempengaruhi dinamika perdagangan mata uang kripto di Eropa.

Drama Tether UE yang sedang berlangsung: Pertanyaannya adalah, jika @Tether_to diharuskan memiliki 60% dari $USDT dalam bentuk tunai bank untuk tetap berada di UE, apa yang akan mereka terpaksa jual?60% dari kapitalisasi pasar @Tether_to adalah $67,47 miliar.Berdasarkan pada pengesahan bulan Maret mereka menyimpan $100 juta tunai dan $6,2 miliar di AS
 pic.twitter.com/XKOeZj2WKU

— MartyParty (@martypartymusic) 10 Juni 2024

Stablecoin adalah mata uang kripto yang menawarkan stabilitas harga yang merupakan mata uang kripto yang dipatok pada aset stabil. Tether (USDT), yang terikat dengan dolar, menonjol sebagai stablecoin yang paling banyak digunakan. Namun, peraturan UE yang baru akan berdampak negatif pada perdagangan Tether di Eropa.

Wawasan tentang Peraturan Baru

Mandat modal dan transparansi baru Uni Eropa akan mengakibatkan pengecualian banyak stablecoin. Tether, dengan 70% dari valuasi $160 miliar dipertaruhkan, tidak memenuhi kriteria Peraturan MiCA (Pasar dalam Aset Kripto).

Mengikuti perkembangan ini, Tether akan keluar dari pasar UE dan telah dihapuskan dari beberapa Bursa. Meskipun Tether USDT) masih diperdagangkan di Kraken, Bursa sedang mempertimbangkan untuk menghapusnya.

Analis percaya keluarnya Tether dari Eropa akan memaksa investor untuk beralih ke stablecoin dan kripto alternatif di luar Eropa. Steno Research memperingatkan bahwa transisi ini dapat mengganggu likuiditas dan stabilitas pasar. 

CEO Tether mengungkapkan skeptisismenya terhadap pencapaian kesepakatan dengan Otoritas Perbankan Eropa. Saat ini, hanya segelintir stablecoin yang memenuhi standar baru UE. Pertukaran besar seperti Binance, yang terbesar secara global, mengandalkan USDC Circle untuk menjembatani kekosongan tersebut.

Sikap Tegas Tether

USDC Circle, yang menempati peringkat stablecoin yang didukung dolar terbesar kedua, dapat memanfaatkan peluang ini. Circle juga menyediakan stablecoin yang kurang dikenal yang dipatok ke euro, bernama EURC. Meskipun demikian, Tether telah memutuskan untuk menahan diri dari upaya lebih lanjut untuk menyelaraskan dengan peraturan Eropa.

Dalam pendiriannya yang pasti, Tether memilih untuk tidak mengikuti aturan Eropa. Paolo Ardoino, CEO Tether, sebelumnya mengatakan bahwa ketidaktertarikan Eropa terlihat jelas, mengingat peraturan tersebut secara drastis membatasi aksesibilitas kripto di UE.

Pos Saat-saat Tidak Stabil: Apa Arti Penumpasan Stablecoin bagi Kripto muncul pertama kali di Crypto News Land.