Sektor pertambangan emas tersendat
Dewan Emas Dunia telah mengkonfirmasi bahwa penambangan emas skala besar memerlukan banyak modal dan memerlukan eksplorasi dan pengembangan yang signifikan, dan memerlukan waktu rata-rata 10 hingga 20 tahun sebelum sebuah tambang (TADAWUL:4162) siap berproduksi.
Bahkan selama eksplorasi, kemungkinan suatu penemuan diubah menjadi tambang pengembangan adalah rendah, dengan hanya sekitar 10% dari penemuan emas global yang mengandung logam dalam jumlah yang cukup untuk dijadikan alasan penambangan.
Sejauh ini, sekitar 187.000 ton emas telah diekstraksi, sebagian besar berasal dari Tiongkok, Afrika Selatan, dan Australia. Cadangan emas yang dapat diekstraksi diperkirakan sekitar 57.000 ton, menurut Survei Geologi Amerika Serikat.
Selain proses penemuan, izin pemerintah menjadi lebih sulit diperoleh dan memakan waktu lebih lama, sehingga membuat penambangan menjadi lebih sulit, kata Reed. Namun, mendapatkan izin dan izin yang diperlukan sebelum perusahaan pertambangan dapat mulai beroperasi mungkin memerlukan waktu beberapa tahun.
Selain itu, banyak proyek pertambangan direncanakan di daerah terpencil yang memerlukan infrastruktur seperti jalan raya, listrik dan air, sehingga menimbulkan biaya tambahan dalam pembangunan tambang tersebut dan membiayai operasinya, kata Reid.
Harga emas telah jatuh setelah naik ke level rekornya dalam beberapa bulan terakhir, didorong oleh kuatnya permintaan yang dipimpin oleh Tiongkok. Dengan sulitnya menghasilkan emas