Lanskap keuangan Amerika Serikat secara historis dicirikan oleh stabilitas dan ketahanannya. Namun, perkembangan terkini menandakan potensi ancaman terhadap supremasi bank-bank AS dan, lebih jauh lagi, terhadap pemerintah AS.

Dengan kerugian yang belum tercairkan sebesar $518 miliar, meningkatnya gerakan de-dolarisasi, dan meningkatnya pengaruh negara-negara BRICS, AS menghadapi tantangan yang beragam. Selain itu, permasalahan seperti pengangguran dan berkurangnya cadangan emas, ditambah dengan pencetakan mata uang yang terus menerus, semakin memperumit situasi. Artikel ini menggali faktor-faktor penting ini dan implikasinya terhadap masa depan perekonomian AS.

Kerugian yang Belum Dirilis sebesar $518 Miliar

Kerugian sebesar $518 miliar yang belum dirilis adalah bom waktu bagi bank-bank AS. Kerugian ini terutama berasal dari investasi dan pinjaman yang nilainya telah terdepresiasi namun belum diakui dalam laporan keuangan. Keterlambatan dalam mengakui kerugian ini menciptakan ilusi kesehatan keuangan, namun pengakuan pada akhirnya dapat menyebabkan kekacauan yang signifikan.

  • 1. Tekanan Finansial yang Tersembunyi: Kerugian yang belum diungkapkan menunjukkan adanya tekanan finansial yang mendasari sistem perbankan. Bank mungkin melakukan akuntansi kreatif untuk menunda penurunan nilai yang tidak dapat dihindari, yang dapat mengikis kepercayaan investor setelah kondisi keuangan sebenarnya terungkap.

  • 2. Kecukupan Modal: Persyaratan peraturan mengharuskan bank mempertahankan cadangan modal pada tingkat tertentu. Realisasi kerugian ini memerlukan tambahan modal untuk memenuhi standar peraturan, yang berpotensi menyebabkan krisis modal.

  • 3. Reaksi Pasar: Begitu kerugian ini diungkapkan, reaksi pasar bisa menjadi parah, sehingga menyebabkan anjloknya harga saham dan berkurangnya akses terhadap modal. Skenario ini dapat memicu lingkaran setan, dimana bank terpaksa menjual aset dengan harga yang tertekan untuk menopang modal, sehingga menyebabkan kerugian lebih lanjut dan ketidakstabilan pasar.

De-dolarisasi: Gerakan Berkembang Dengan Kekuatan šŸ’Ŗ

De-dolarisasi mengacu pada peralihan global dari penggunaan dolar AS sebagai mata uang utama untuk perdagangan dan cadangan internasional. Gerakan ini mendapatkan daya tarik dan mempunyai implikasi signifikan terhadap perekonomian AS.

  • 1. Penurunan Permintaan Dolar: Ketika negara-negara menjauh dari dolar, permintaan terhadap mata uang AS berkurang. Hal ini dapat menyebabkan devaluasi dolar, mengurangi daya beli dan meningkatkan tekanan inflasi di dalam negeri.

  • 2. Inisiatif BRICS: Negara-negara BRICS (Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan) berada di garis depan gerakan de-dolarisasi. Negara-negara ini semakin banyak melakukan perdagangan dengan mata uang mereka sendiri dan membangun mekanisme untuk melewati sistem keuangan yang didominasi dolar.

  • 3. Peran Arab Saudi: Secara tradisional merupakan sekutu dekat AS dan peserta utama dalam sistem petrodolar, keterlibatan Arab Saudi dalam de-dolarisasi sangatlah memprihatinkan. Pergeseran apa pun yang dilakukan Arab Saudi untuk menerima mata uang alternatif untuk transaksi minyak dapat secara signifikan melemahkan status dolar sebagai mata uang cadangan dunia.

  • 4. Penataan Kembali Ekonomi Global: De-dolarisasi dapat mengarah pada sistem ekonomi global yang lebih multipolar. Meskipun hal ini dapat mengurangi pengaruh AS, hal ini juga dapat meningkatkan stabilitas keuangan dengan mendiversifikasi kepemilikan cadangan di berbagai mata uang.

Serangan Supremasi BRICS ā˜ ļø

Negara-negara BRICS mewakili blok ekonomi tangguh yang menantang dominasi tradisional sistem keuangan AS dan Barat.

  • 1. Pengaruh Ekonomi: Secara kolektif, negara-negara BRICS menyumbang sebagian besar PDB dan perdagangan global. Gabungan kekuatan ekonomi mereka memungkinkan mereka untuk memberikan pengaruh yang besar terhadap kebijakan dan praktik ekonomi global.

  • 2. Lembaga Keuangan Baru: BRICS telah membentuk lembaga seperti New Development Bank (NDB) untuk memberikan alternatif terhadap lembaga keuangan yang didominasi negara Barat seperti IMF dan Bank Dunia. Lembaga-lembaga ini mempromosikan proyek-proyek pembangunan dan infrastruktur tanpa persyaratan ketat yang sering diberlakukan oleh lembaga-lembaga Barat.

  • 3. Perjanjian Perdagangan: Negara-negara BRICS semakin banyak yang mengadakan perjanjian perdagangan bilateral dan multilateral yang mengabaikan dolar. Hal ini tidak hanya memperkuat hubungan ekonomi antar negara tetapi juga mengurangi ketergantungan mereka pada mata uang AS.

Pengangguran dan Ketidakstabilan Ekonomi yang Menyebabkan Kejatuhan AS

Kesehatan sektor perbankan dan stabilitas mata uang mempunyai implikasi langsung terhadap lapangan kerja dan stabilitas ekonomi.

  • 1. Krisis Perbankan dan Pengangguran: Krisis perbankan yang dipicu oleh pengakuan kerugian yang belum dilunasi dapat menyebabkan kondisi kredit yang lebih ketat, penurunan investasi, dan pada akhirnya, peningkatan pengangguran. Dunia usaha, khususnya usaha kecil dan menengah, sangat bergantung pada pembiayaan bank untuk operasional dan ekspansi. Kontraksi kredit akan menghambat pertumbuhan dan menyebabkan hilangnya lapangan kerja.

  • 2. De-dolarisasi dan Inflasi: Ketika dolar kehilangan nilainya, biaya impor akan meningkat, sehingga menyebabkan inflasi. Inflasi yang lebih tinggi mengikis daya beli, mengurangi belanja konsumen, dan dapat menyebabkan stagflasiā€”kombinasi dari pertumbuhan ekonomi yang stagnan dan inflasi yang tinggi. Skenario ini merugikan lapangan kerja dan kesehatan ekonomi secara keseluruhan.

  • 3. Respon Pemerintah: Respons pemerintah terhadap tantangan-tantangan ini, seperti paket stimulus dan pelonggaran moneter, dapat menimbulkan dampak yang beragam. Meskipun langkah-langkah tersebut dapat memberikan bantuan jangka pendek, langkah-langkah tersebut juga dapat memperburuk inflasi dan berkontribusi terhadap ketidakstabilan ekonomi jangka panjang.

Cadangan Emas Berkurang

Cadangan emas secara tradisional menjadi ukuran kekuatan dan stabilitas perekonomian suatu negara. AS, yang pernah menjadi pemegang dominan emas, kini mengalami penurunan cadangan emas.

  • 1. Mengikis Keyakinan: Pengurangan cadangan emas melemahkan kepercayaan terhadap perekonomian AS. Emas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan devaluasi mata uang, dan penurunan cadangan devisa menandakan potensi kerentanan ekonomi.

  • 2. Pencetakan Mata Uang: Meskipun cadangan emas menyusut, AS terus mencetak uang dengan tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Praktik ini, yang dikenal dengan istilah pelonggaran kuantitatif, bertujuan untuk menstimulasi perekonomian namun berisiko mengalami hiperinflasi jika tidak dikelola dengan hati-hati. Terputusnya hubungan antara cadangan emas dan penerbitan mata uang menimbulkan kekhawatiran mengenai nilai dolar dalam jangka panjang.

  • 3. Persepsi Global: Persepsi global terhadap perekonomian AS terkait erat dengan cadangan emasnya. Ketika negara-negara lain meningkatkan kepemilikan emas mereka, penurunan cadangan emas Amerika dapat dilihat sebagai melemahnya fondasi ekonomi negara tersebut. Grafik ini menunjukkan data cadangan emas oleh Federal Reserve AS. Namun setelah tahun 2010, data ini tidak diperbarui oleh Federal Reserve AS dan terus menurun dari hari ke hari.

Peran Arab Saudi dalam De-dolarisasi Berdasarkan Mata Uang Lokal

Keterlibatan Arab Saudi dalam gerakan de-dolarisasi sangat signifikan karena perannya dalam sistem petrodolar.

  • 1. Sistem Petrodolar: Sejak tahun 1970an, transaksi minyak global terutama dilakukan dalam dolar AS. Sistem ini telah memastikan permintaan dolar yang stabil, memperkuat statusnya sebagai mata uang cadangan dunia. Pergeseran apa pun yang dilakukan Arab Saudi untuk menerima mata uang lain untuk pembayaran minyak akan melemahkan sistem ini.

  • 2. Diversifikasi Ekonomi: Arab Saudi secara aktif mengupayakan diversifikasi ekonomi berdasarkan rencana Visi 2030. Hal ini termasuk mengurangi ketergantungan pada pendapatan minyak dan membina hubungan ekonomi dengan negara-negara non-Barat. Sebagai bagian dari strategi ini, Arab Saudi terlibat dalam perjanjian pertukaran mata uang dan kesepakatan perdagangan yang mengabaikan dolar.

  • 3. Implikasi Geopolitik: Peralihan Arab Saudi dari dolar dapat mempunyai implikasi geopolitik yang besar. Hal ini mungkin menandakan penataan kembali aliansi dan pergerakan menuju tatanan dunia yang lebih multipolar. Pergeseran ini akan mengurangi pengaruh AS di Timur Tengah dan global.

Peringatan dari BlackRock

Larry Fink, CEO BlackRock, salah satu perusahaan manajemen aset terbesar di dunia yang memiliki lebih dari $10 Triliun, telah mengeluarkan peringatan tentang tren de-dolarisasi dan potensi dampaknya terhadap perekonomian AS.

  • 1. Volatilitas Pasar: Fink menyoroti bahwa tren de-dolarisasi dapat menyebabkan peningkatan volatilitas pasar. Ketika negara-negara mengurangi kepemilikan dolarnya, nilai dolar bisa menjadi lebih tidak stabil, sehingga mempengaruhi arus perdagangan dan investasi global.

  • 2. Strategi Investasi: Peralihan dari dolar mungkin mendorong investor untuk melakukan diversifikasi portofolionya, meningkatkan investasi pada mata uang dan aset lain. Diversifikasi ini dapat mengurangi permintaan terhadap aset-aset AS, termasuk obligasi pemerintah, sehingga menyebabkan biaya pinjaman yang lebih tinggi bagi pemerintah AS.

  • 3. Supremasi Ekonomi: Peringatan Fink menggarisbawahi ancaman yang lebih luas terhadap supremasi ekonomi AS. Tren de-dolarisasi jika terus berlanjut dapat mengikis kemampuan AS dalam mempengaruhi kebijakan ekonomi global dan mempertahankan posisi dominannya dalam sistem keuangan internasional.

Jalan ke Depan Menuju Stabilitas

Kombinasi kerugian bank yang belum dilunasi, de-dolarisasi, dan pengaruh negara-negara BRICS menghadirkan tantangan yang kompleks dan beragam bagi perekonomian AS. Mengatasi permasalahan ini memerlukan pendekatan multifaset.

  • 1. Transparansi Keuangan: Bank harus meningkatkan transparansi mengenai kesehatan keuangannya. Reformasi peraturan mungkin diperlukan untuk memastikan bahwa kerugian diakui secara tepat waktu, sehingga mencegah penumpukan risiko yang tersembunyi.

  • 2. Diversifikasi Ekonomi: AS harus mendiversifikasi basis ekonominya untuk mengurangi ketergantungan pada sektor keuangan dan status dolar sebagai mata uang cadangan. Berinvestasi dalam teknologi, infrastruktur, dan pendidikan dapat mendorong inovasi dan menciptakan peluang pertumbuhan baru.

  • 3. Memperkuat Aliansi: AS harus memperkuat aliansi ekonomi dan politiknya untuk mengimbangi pengaruh BRICS dan negara-negara berkembang lainnya. Hal ini termasuk membina hubungan perdagangan dan berpartisipasi dalam lembaga internasional yang mendorong stabilitas ekonomi.

  • 4. Kebijakan Moneter: Federal Reserve harus secara hati-hati menyeimbangkan kebijakan moneternya untuk mengelola inflasi tanpa menghambat pertumbuhan ekonomi. Hal ini termasuk berhati-hati dalam melakukan pelonggaran kuantitatif dan mempertimbangkan langkah-langkah alternatif untuk merangsang perekonomian.

  • 5. Cadangan Emas: AS harus mempertimbangkan strategi untuk membangun kembali cadangan emasnya, sehingga meningkatkan kepercayaan terhadap stabilitas ekonominya. Hal ini dapat mencakup peningkatan pembelian emas atau pemberian insentif pada produksi emas dalam negeri.

Kesimpulan

Jatuhnya bank-bank Amerika karena kerugian yang belum dikeluarkan sebesar $518 miliar, ditambah dengan gerakan de-dolarisasi dan meningkatnya pengaruh BRICS, menimbulkan tantangan yang signifikan bagi perekonomian Amerika.

Masalah-masalah ini diperparah oleh pengangguran, berkurangnya cadangan emas, dan pencetakan mata uang yang terus menerus. Keterlibatan Arab Saudi dan peringatan dari tokoh-tokoh berpengaruh seperti Larry Fink menyoroti pentingnya mengatasi tantangan-tantangan ini.

Untuk menghadapi masa-masa sulit ini, Amerika harus mengadopsi pendekatan yang komprehensif dan strategis, dengan fokus pada transparansi keuangan, diversifikasi ekonomi, dan memperkuat aliansi internasional. Hanya melalui langkah-langkah seperti itulah AS dapat berharap untuk mempertahankan stabilitas ekonomi dan pengaruh globalnya dalam menghadapi ancaman-ancaman yang muncul.

Semua ini adalah sudut pandang saya, jadi mohon jangan menghakimi. Saya hanya membutuhkan AS di bawah kaki saya setelah kejatuhan šŸ¦¶šŸ¦¶šŸ’ØšŸ’Ø.

#TopCoinsJune2024 #ETHETFsApproved #altcoins #BlackRock #whalesclub