• Kasus penipuan pertama di Tiongkok terkait penarikan likuiditas mata uang virtual, menyebabkan Yang Qichao dijatuhi hukuman penjara 4,5 tahun.

  • Keyakinan Yang Qichao menyoroti tantangan regulasi Tiongkok dengan transaksi mata uang virtual yang terdesentralisasi.

  • Penarikan likuiditas dari token yang diterbitkan dianggap sebagai penipuan kriminal, yang menjadi preseden hukum dalam undang-undang kripto Tiongkok.

Dalam kasus hukum persidangan, seorang mahasiswa Tiongkok berusia 24 tahun, Yang Qichao, dijatuhi hukuman 4 tahun 6 bulan penjara karena penipuan terkait mata uang virtual. Pengadilan Rakyat Zona Pengembangan Industri Teknologi Tinggi Nanyang di Provinsi Henan memutuskan dia bersalah karena menipu investor sebesar 50,000 USDT dengan menarik likuiditas dari token yang dia terbitkan di BNBChain.

Seorang mahasiswa berusia 24 tahun di Tiongkok mengeluarkan token di BNBChain. Dia dinyatakan bersalah melakukan penipuan oleh pengadilan dan dijatuhi hukuman 4 tahun 6 bulan penjara karena menarik likuiditas, menyebabkan investor kehilangan 50,000 USDT. https://t.co/L11VqFYjGX

— Wu Blockchain (@WuBlockchain) 6 Juni 2024

Kecelakaan

Menurut Paper, Yang, seorang senior di sebuah universitas Zhejiang, mengeluarkan token bernama Blockchain Future Force (BFF) di Binance Chain pada Mei 2022. Dia menambahkan 300,000 BSC-USD dan 630,000 BFF ke kumpulan likuiditas, sebuah elemen penting dalam transaksi mata uang virtual terdesentralisasi. Pada saat yang sama, investor Luo membeli 85,316.72 BFF seharga 50,000 BSC-USD. Yang menarik likuiditas 24 detik kemudian, menyebabkan depresiasi nilai BFF yang signifikan dan mengakibatkan kerugian besar bagi Luo.

Proses Hukum

Luo melaporkan kejadian tersebut ke polisi, yang menyebabkan penangkapan Yang pada November 2022. Penuntut berpendapat bahwa Yang menciptakan koin BFF palsu yang namanya identik dan dipromosikan ke token lain untuk menipu investor. Mereka mengklaim dia menambahkan 300.000 USDT sebagai umpan, memikat Luo untuk berinvestasi 50.000 USDT, lalu menarik lebih dari 350.000 USDT, termasuk investasi Luo.

Argumen Pembelaan

Pembelaan Yang menyatakan bahwa token BFF memiliki alamat kontrak yang unik dan tidak dapat diubah dan bukan mata uang palsu. Mereka menekankan bahwa kedua belah pihak berpengalaman dalam perdagangan mata uang virtual dan memahami risiko yang ada. Pembela berpendapat bahwa penarikan likuiditas, meskipun tidak baik, bukanlah tindakan ilegal di platform dan bahwa Luo tidak mengalami kerugian nyata karena apresiasi koin BFF selanjutnya.

Implikasi Hukum dan Peraturan

Kasus ini menyoroti lanskap hukum yang kompleks seputar mata uang virtual di Tiongkok. Meskipun hukum Tiongkok tidak mengakui mata uang virtual sebagai alat pembayaran yang sah, pengadilan mengakui atribut properti mereka untuk tujuan hukuman. Kasus ini menandai pertama kalinya penerbitan mata uang virtual dan penarikan likuiditas diperlakukan sebagai penipuan kriminal.

Hasil uji coba ini menggarisbawahi tantangan peraturan dan ketidakpastian hukum di ruang kripto. Seiring dengan berkembangnya perdagangan mata uang virtual, kasus-kasus seperti Yang mungkin menjadi lebih umum, sehingga mendorong pengawasan hukum lebih lanjut dan kemungkinan adanya peraturan baru untuk melindungi investor.

Baca juga

  • Tuition Coin Mengumumkan Ajarkan untuk Menghasilkan di Cardano

  • Universitas New York dan Mitra Dekat Protokol untuk Mendidik 

  • BTC Masuk Perguruan Tinggi: Texas A&M Akan Meluncurkan 'Protokol Bitcoin'

  • Turing College Menerima Hibah Tezos Foundation untuk Membantu Pengembang Memasuki Ekosistem Web3

  • Perguruan Tinggi Filipina menawarkan kursus Bitcoin dan kripto

Pos Mahasiswa di Tiongkok Dipenjara karena Penipuan Mata Uang Virtual muncul pertama kali di Crypto News Land.