Baik penulisnya, Tim Fries, maupun situs web ini, The Tokenist, tidak memberikan nasihat keuangan. Silakan berkonsultasi dengan kebijakan situs web kami sebelum mengambil keputusan keuangan.

Boeing (NYSE: BA), yang pernah menjadi kekuatan terdepan dalam industri kedirgantaraan, sedang bergulat dengan krisis keselamatan dan masalah produksi yang belum pernah terjadi sebelumnya yang telah mengikis kepercayaan pelanggan dan nilai pemegang saham. Masalah keamanan jangka panjang, insiden yang terjadi baru-baru ini, dan pengawasan peraturan yang ketat telah menutupi prospek perusahaan.

Baru-baru ini, presiden Emirates, Tim Clark, membahas perusahaan tersebut dan bagaimana Boeing memerlukan waktu bertahun-tahun untuk membereskan rumahnya. Saham perusahaan telah kehilangan lebih dari 49% dalam lima tahun terakhir, periode gejolak yang signifikan bagi raksasa penerbangan tersebut.

Krisis Keselamatan di Boeing Telah Terjadi Selama Satu Dekade

Krisis keselamatan di Boeing telah terjadi selama satu dekade, dan banyak yang berspekulasi bahwa peralihan perusahaan dari keunggulan teknik ke pemotongan biaya dan maksimalisasi keuntungan adalah inti permasalahannya. Dorongan Boeing untuk mengambil potongan biaya dari pemasok dan melakukan outsourcing pekerjaan yang sebelumnya dilakukan secara internal telah menyebabkan masalah kualitas yang signifikan dan gangguan rantai pasokan.

Model tata kelola perusahaan, yang menjadi lebih fokus pada metrik keuangan, telah berdampak negatif pada proses teknis dan pengendalian kualitasnya.

Menyusul insiden Alaska Airlines (NYSE: ALK) pada bulan Januari, ketika penutup pintu terlepas di tengah penerbangan, FAA telah membatasi tingkat produksi pesawat 737 Max dan meningkatkan pengawasan terhadap lini produksi Boeing. FAA telah menekankan perlunya perubahan sistemis di Boeing, dengan fokus pada pemenuhan tonggak kualitas dan keselamatan sebelum peningkatan produksi dapat disetujui.

Sebagai tanggapannya, Boeing telah mengembangkan Rencana Keamanan dan Kualitas Produk setebal 11 halaman, yang mencakup investasi dalam pelatihan tenaga kerja, menyederhanakan rencana dan proses, menghilangkan cacat, dan meningkatkan budaya keselamatan dan kualitas.

Bergabunglah dengan grup Telegram kami dan jangan pernah melewatkan berita terkini.

Insiden Alaska Airlines dan Tantangan Masa Depan

Permasalahan yang sedang berlangsung di Boeing telah berdampak buruk pada bisnis perusahaan, dengan pelanggan yang mengungkapkan rasa frustrasi dan kekecewaan atas masalah produksi tersebut. Boeing mengungkapkan pihaknya menghabiskan £1 miliar per bulan pada kuartal pertama tahun ini setelah memperlambat produksi dan membayar kompensasi sebesar £347 juta. Saham perusahaan tersebut telah anjlok hampir sepertiganya sejak insiden Alaska Airlines, yang mencerminkan dampak finansial dari krisis tersebut.

Masalah Boeing tidak terbatas pada perusahaan itu sendiri. Hal ini berdampak pada industri penerbangan global, dan gangguan rantai pasokan juga berdampak pada Airbus dan produsen lainnya. Presiden Emirates, Tim Clark, memperkirakan Boeing akan berhenti selama lima tahun untuk mengatasi dan memulihkan masalah ini, sehingga menyoroti jalan panjang yang harus dilalui perusahaan tersebut.

Ketika Boeing berupaya mengatasi masalah keselamatan dan produksinya, Boeing menghadapi peningkatan pengawasan dari regulator dan otoritas hukum. FAA, Dewan Keselamatan Transportasi Nasional, dan pemerintah Amerika memantau dengan cermat tindakan perusahaan tersebut. Selain itu, Departemen Kehakiman AS telah mengajukan kasus yang menuduh Boeing melanggar kewajibannya dalam perjanjian tahun 2021 yang melindungi perusahaan tersebut dari tuntutan pidana atas kecelakaan di masa lalu.

Penafian: Penulis tidak memegang atau memiliki posisi di sekuritas apa pun yang dibahas dalam artikel.

Pos Boeing Terus Menghadapi Tantangan yang Menekan di Tengah Krisis Keselamatan muncul pertama kali di Tokenist.