Harga Bitcoin siap melonjak karena perekonomian Jepang menghadapi tantangan yang semakin besar, menurut salah satu pendiri BitMEX, Arthur Hayes. Dalam analisisnya baru-baru ini, Hayes menyoroti kesulitan ekonomi yang dihadapi Jepang, termasuk pertumbuhan yang stagnan, meningkatnya utang nasional, dan tekanan deflasi yang terus-menerus. Masalah-masalah ini, menurutnya, akan mendorong investor Jepang untuk mencari penyimpan nilai alternatif, dan Bitcoin muncul sebagai kandidat utama.

Hayes menunjukkan bahwa Jepang memiliki sejarah yang signifikan dalam mengadopsi mata uang kripto, menjadikannya lahan subur bagi pertumbuhan Bitcoin di tengah gejolak ekonomi. Dia berpendapat bahwa ketika aset tradisional seperti saham dan obligasi menjadi kurang menarik karena krisis ekonomi, sifat Bitcoin yang terdesentralisasi dan deflasi akan menarik bagi mereka yang ingin mempertahankan kekayaannya.

Kebijakan pelonggaran moneter Bank of Japan yang sedang berlangsung, termasuk mempertahankan suku bunga sangat rendah, semakin melemahkan yen. Hal ini menimbulkan kekhawatiran terhadap stabilitas jangka panjang mata uang tersebut, sehingga mendorong investor untuk melakukan diversifikasi portofolionya. Hayes percaya bahwa dalam lingkungan seperti itu, kelangkaan Bitcoin dan potensi keuntungan yang tinggi menjadikannya sebagai lindung nilai yang menarik terhadap ketidakstabilan ekonomi.

Kesimpulannya, prediksi Hayes menggarisbawahi tren yang lebih luas di mana ketidakpastian ekonomi dapat mendorong peningkatan minat terhadap mata uang kripto. Ketika perekonomian Jepang terus mengalami kesulitan, Bitcoin mungkin akan mengalami lonjakan harga yang signifikan, didorong oleh investor domestik yang mencari perlindungan pada aset digital.