Komisi Komunikasi Federal (FCC) AS telah mengusulkan agar iklan politik yang dibuat menggunakan kecerdasan buatan (AI) harus diberi label yang jelas. Hal ini terjadi setelah robocall yang dihasilkan AI menargetkan pemilih di New Hampshire. FCC menyarankan agar iklan politik yang menampilkan konten AI harus dipublikasikan secara on-air dan tertulis. Ketua FCC Jessica Rosenworcel menyatakan bahwa konsumen berhak mengetahui kapan AI digunakan dalam konten politik. Aturan tersebut akan berlaku bagi kandidat dan penerbit iklan serta penyedia program. Meskipun kebijakan tersebut tidak melarang konten yang dihasilkan oleh AI, tindakan sebelumnya telah diambil untuk membatasi penggunaan AI, terutama setelah adanya deepfake yang dilakukan oleh AI terhadap Presiden Joe Biden. Meskipun ada kekhawatiran mengenai deepfake yang menipu dan dihasilkan oleh AI, beberapa kandidat, seperti Matt Diemer, memanfaatkan teknologi AI untuk berinteraksi dengan pemilih. Pengembang AI besar juga membatasi penggunaan platform mereka untuk iklan politik guna mencegah misinformasi. FCC menekankan pentingnya memantau penggunaan AI dalam iklan politik untuk mencegah informasi yang menipu menjangkau pemilih. Baca lebih lanjut berita yang dihasilkan AI di: https://app.chaingpt.org/news