Lonjakan Bitcoin baru-baru ini melewati $72.000 telah memikat investor di seluruh dunia, mendorong banyak orang bertanya-tanya apakah reli ini akan bertahan lama. Analis di Bernstein optimis, memproyeksikan Bitcoin akan mencapai $150,000 pada pertengahan tahun 2025. Keyakinan ini berasal dari antisipasi peristiwa halving Bitcoin pada April 2024, yang secara historis memicu kenaikan harga secara besar-besaran.

Faktor-faktor yang mendasari kenaikan ini beragam:

  1. Ketidakstabilan Sektor Perbankan: Kehancuran sektor perbankan baru-baru ini telah mendorong investor menuju Bitcoin sebagai alat lindung nilai terhadap ketidakstabilan keuangan tradisional. Ketika bank memperketat standar pinjaman dan kredit menjadi langka, mata uang kripto seperti Bitcoin mendapatkan daya tarik​ (InvestorPlace)​.

  2. Dinamika Inflasi: Hubungan terbalik antara inflasi dan harga Bitcoin menjadi jelas. Dengan menurunnya inflasi dan stabilnya suku bunga, aset berisiko, termasuk mata uang kripto, melihat minat investor baru​ (CoinDesk)​.

  3. Arus Masuk Institusional: Lonjakan arus masuk Bitcoin ETF, yang telah melebihi $9,5 miliar sejak persetujuan peraturan, menunjukkan meningkatnya kepercayaan institusional. Arus masuk ini diperkirakan akan terus berlanjut, sehingga semakin mendorong kenaikan harga Bitcoin​ (markets.businessinsider.com)​.

  4. Sentimen Pasar: Sentimen bullish saat ini didukung oleh tren historis setelah peristiwa halving. Investor memanfaatkan peluang terakhir untuk berinvestasi di penambang Bitcoin, yang dipandang sebagai proksi terbaik untuk Bitcoin itu sendiri karena hubungan langsungnya dengan kinerja mata uang kripto​ (markets.businessinsider.com)​.

Meskipun perjalanan Bitcoin menuju $150.000 mungkin tampak ambisius, konvergensi faktor-faktor ini memberikan landasan yang kuat untuk pertumbuhan berkelanjutan. Tetap terinformasi dan pertimbangkan lanskap ekonomi yang lebih luas saat membuat keputusan investasi. 🌟

#btc70k #BTC☀️ #FinancialUpdates #CryptoWatchMay2024