• Melemahnya Yen memicu kekhawatiran akan gangguan perdagangan dan kemungkinan dampak kripto.

  • Tiongkok mengalihkan fokusnya ke bidang manufaktur, sehingga menantang ekspor Jepang.

  • Tingkat USDCNY yang stabil tetap penting dalam kemungkinan intervensi Fed AS.

Depresiasi Yen Jepang terhadap Dolar AS baru-baru ini telah memicu kekhawatiran ekonomi di pasar global. Pakar keuangan, termasuk mantan CEO BitMEX Arthur Hayes, memantau dengan cermat situasi ini karena potensinya mengganggu perdagangan internasional, memperburuk persaingan mata uang, dan pada akhirnya berdampak pada sektor mata uang kripto.

Menanggapi kebijakan moneter Jepang, Tiongkok tampaknya mengalihkan fokus ekonominya dari real estat ke penguatan sektor manufaktur. Langkah strategis yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing ekspor ini memiliki arti penting bagi industri otomotif, yang merupakan sektor ekspor utama bagi Tiongkok dan Jepang.

Sumber: Arthur Hayes

Keterangan: Kenaikan nilai tukar CNY/JPY menunjukkan peningkatan daya saing harga barang-barang Jepang dibandingkan barang-barang Cina

Ketika nilai tukar CNY/JPY naik, produk-produk Tiongkok menjadi kurang kompetitif dibandingkan produk-produk Jepang sehingga meningkatkan ketegangan antara kedua kekuatan ekonomi ini.

Sumber: Arthur Hayes

Keterangan: Nilai tukar USDCNY relatif stabil selama beberapa tahun terakhir, meskipun terjadi gejolak ekonomi global

Sementara itu, stabilitas nilai tukar USD/CNY tetap menjadi faktor penting dalam situasi yang terus berkembang ini. Hayes berspekulasi mengenai potensi peran Federal Reserve dan Departemen Keuangan AS dalam mengelola dinamika mata uang ini melalui intervensi seperti swap mata uang.

Manuver ekonomi ini menjadi perhatian khusus bagi pasar mata uang kripto karena dapat mempengaruhi likuiditas global dan berpotensi mempengaruhi penilaian mata uang kripto. Nilai tukar USD/JPY sangat penting bagi pedagang kripto, karena fluktuasi nilai tukar ini dapat berdampak langsung pada kondisi pasar. Hayes berpendapat,

“Momen 'oh, mereka benar-benar kacau' terjadi ketika saya membaca dua buletin Solid Ground baru-baru ini… tentang situasi kalah-kalah yang dialami oleh para penguasa moneter Jepang dan Pax Americana.”

Selain itu, wawasan Arthur Hayes baru-baru ini menjelaskan faktor-faktor mendasar yang mendorong depresiasi yen, dengan menunjuk pada kebijakan moneter Jepang yang bertujuan untuk mempertahankan daya saing ekspor dengan mendevaluasi mata uang mereka.

Terakhir, ia mengeksplorasi implikasi yang lebih luas dari pergerakan mata uang, khususnya Yen Jepang, dan potensinya dalam mengganggu stabilitas kondisi ekonomi dan mempengaruhi kebijakan ekonomi global.

Pos Kemerosotan Yen: Apakah Ini Kerugian bagi Perdagangan Global dan Kripto? muncul pertama kali di Edisi Koin.