Bitfinex, bursa mata uang kripto terkemuka, saat ini sedang mengatasi kekhawatiran atas potensi pelanggaran keamanan setelah muncul klaim online tentang kebocoran basis data. Rumor tersebut mulai beredar ketika sebuah postingan anonim muncul pada tanggal 25 April, menyajikan tautan ke data yang konon diambil dari sistem Bitfinex. Kumpulan data ini diduga menyertakan 22.500 catatan yang berisi alamat email dan kata sandi.

Berikut pesan dari seorang peneliti keamanan (alih-alih panik, cobalah menggali lebih dalam). "Saya yakin saya mulai memahami apa yang terjadi dan mengapa mereka mengirim pesan-pesan ini dengan mengklaim bahwa Anda telah diretas. Pesan di tangkapan layar tiketnya berasal dari… pic.twitter.com/YjwG2eeXw2

— Paolo Ardoino (@paoloardoino) 4 Mei 2024

Komunitas keamanan siber dengan cepat merespons hal ini, dan beberapa ahli menyarankan adanya kemungkinan pelanggaran keamanan yang signifikan. Namun, Bitfinex membantah klaim ini, menekankan beberapa ketidakkonsistenan dalam dugaan data. Data yang bocor hanya mencakup 5.000 alamat email yang cocok dengan basis pengguna Bitfinex, hanya sebagian kecil dari apa yang diharapkan dari pelanggaran asli. Bitfinex menyatakan bahwa ia tidak menyimpan kata sandi teks biasa atau rahasia otentikasi dua faktor dalam format tidak terenkripsi, sehingga mempertanyakan keaslian data yang disajikan. Belum ada kontak langsung dari tersangka peretas dengan Bitfinex, hal ini tidak biasa mengingat perilaku khas yang diamati dalam insiden pelanggaran data asli.

Tanggapan Bitfinex

Bitfinex telah memulai analisis mendalam terhadap sistemnya dan sejauh ini tidak menemukan bukti pelanggaran. Mereka juga mencatat bahwa platform Kenali Pelanggan Anda (KYC) diamankan dengan fitur pembatasan tarif yang kuat, membuat ekstraksi data massal sangat kecil kemungkinannya.

Peneliti keamanan telah mengusulkan bahwa dugaan kebocoran tersebut mungkin merupakan kumpulan data dari beberapa pelanggaran terkait mata uang kripto, dan mencatat bahwa pengguna sering menggunakan kembali kredensial login di berbagai situs. Selain itu, seorang peneliti keamanan memberikan wawasan yang menunjukkan bahwa hype seputar pelanggaran tersebut mungkin merupakan aksi pemasaran yang dilakukan oleh penjahat dunia maya untuk mempromosikan alat peretasan yang diduga digunakan terhadap Bitfinex dan entitas lain, seperti Rutgers University. Alat ini dilaporkan diiklankan di saluran Telegram untuk menarik penjahat dunia maya lainnya dengan menunjukkan keefektifannya.

Sampai sekarang, Bitfinex tetap yakin bahwa insiden ini tidak berdasar dan dirancang untuk menyebarkan ketakutan, ketidakpastian, dan keraguan (FUD) dalam komunitas kripto. Perusahaan meyakinkan penggunanya bahwa semua dana aman dan akan terus memantau situasi dengan cermat, memastikan bahwa setiap tindakan keamanan yang mungkin dilakukan dievaluasi dan ditegakkan.