Pihak berwenang Nigeria sedang mempertimbangkan untuk melarang perdagangan mata uang kripto (P2P) karena kekhawatiran terhadap keamanan nasional dan manipulasi pasar valuta asing. 

Langkah ini dilakukan setelah beberapa perusahaan fintech besar memblokir akun terkait mata uang kripto dan Bank Sentral Nigeria menuduh bursa seperti Binance memfasilitasi transaksi ilegal.

Menurut sumber lokal, NSA khawatir transaksi P2P digunakan untuk memfasilitasi kegiatan ilegal, termasuk pencucian uang dan pendanaan teroris. Selain itu, Bank Sentral Nigeria (CBN) juga menyatakan keprihatinannya tentang dampak perdagangan P2P terhadap stabilitas mata uang lokal naira, menuduh pedagang mata uang kripto memanipulasi pasar valuta asing melalui skema pump-and-dump.

Langkah ini mengikuti keputusan beberapa perusahaan fintech besar Nigeria, termasuk Moniepoint, Paga dan Palmpay pada 3 Mei, untuk membatasi aktivitas terkait cryptocurrency. Perusahaan-perusahaan ini memblokir akun yang digunakan untuk transaksi P2P dan melaporkan transaksi mencurigakan kepada penegak hukum. 

CEO Moniepoint Tosin Eniolorunda mengatakan tindakan tersebut konsisten dengan arahan NSA dan mencerminkan meningkatnya kekhawatiran tentang potensi risiko yang terkait dengan mata uang kripto.

MoniePoint akan menutup akun Anda dan melaporkan Anda kepada pihak berwenang jika Anda melakukan upaya apa pun untuk memperdagangkan mata uang kripto, NFT, atau aset virtual lainnya melalui platform mereka. Pertanyaan saya sederhana: Apakah MoniePoint menerima penyetoran dan/atau penarikan mata uang kripto, NFT, dll. pic.twitter.com/vmlSL09aGN

— BARON (@barryelon) 3 Mei 2024

CBN juga mengambil sikap lebih keras terhadap mata uang kripto dalam beberapa bulan terakhir. Pada bulan Februari, Gubernur CBN Olayemi Cardoso menuduh bursa Binance memfasilitasi transaksi yang tidak dapat dilacak senilai $26 miliar, yang menyebabkan pelarangan Binance dan pembekuan lebih dari 1.000 rekening bank terkait dengan perdagangan P2P. Nigeria untuk sementara menahan dua karyawan senior Binance untuk penyelidikan.

Meskipun CBN mencabut larangan dua tahun terhadap perdagangan mata uang kripto pada bulan Desember 2023, perkembangan terkini menunjukkan perubahan signifikan dalam pendekatan pemerintah terhadap aset digital. Pada saat Nigeria menghadapi tantangan ekonomi, termasuk meningkatnya inflasi dan fluktuasi mata uang, pihak berwenang tampaknya berfokus pada meminimalkan risiko yang terkait dengan mata uang kripto untuk melindungi stabilitas keuangan negara tersebut.