Peraturan stablecoin Hong Kong menetapkan aturan perizinan yang ketat, sehingga menimbulkan ancaman bagi pemain industri besar seperti Tether dan Circle.

Hong Kong baru-baru ini mengusulkan peraturan ketat mengenai stablecoin, yang menandakan ambisinya untuk menjadi pusat aset virtual. Namun, perkembangan terkini telah membawa potensi tantangan bagi stablecoin populer di pasar. Para ahli yakin kebijakan tersebut, yang lebih ketat dibandingkan kebijakan Singapura, dapat membahayakan pemain besar seperti Tether (USDT) dan USD Coin (USDC).

Pandangan para ahli tentang peraturan stablecoin Hong Kong yang ketat

Menurut South China Morning Post, Chengyi Ong, kepala kebijakan Asia Pasifik di Chainalysis, percaya bahwa proposal peraturan stablecoin di Hong Kong lebih ketat dibandingkan di Singapura. Dia membenarkan klaimnya, dengan mengutip kerangka kerja baru yang mengharuskan perusahaan memiliki modal disetor minimum sebesar US$3,2 juta (HK$25 juta) untuk mendapatkan izin. Selain itu, Ong mencatat bahwa peraturan tersebut menyoroti tujuan Hong Kong untuk “menetapkan standar tinggi untuk stablecoin fiat (FRS).”

Proposal terbaru diuraikan dalam makalah konsultasi yang diterbitkan bersama oleh Otoritas Moneter Hong Kong (HKMA) dan Biro Jasa Keuangan dan Perbendaharaan (FSTB). Kerangka kerja ini bertujuan untuk membatasi perusahaan yang tidak berlisensi memperdagangkan stablecoin dengan investor ritel Hong Kong melalui media yang diatur. “Di bawah rezim yang diusulkan, mendapatkan lisensi penerbit stablecoin fiat akan sangat menantang,” kata Ben Hammond, mitra pengelola kantor Ashurst di Hong Kong.

Dampak pada Tether dan USDC

Saat ini, sebagian besar emiten bahkan mungkin tidak mampu memenuhi standar perizinan, kata Hammond. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang apakah penerbit stablecoin besar, termasuk Tether dan Circle, akan dapat mematuhi peraturan baru tersebut. Namun, Tether, operator stablecoin terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar, belum memberikan tanggapan.

Sementara itu, Circle, operator USDC, stablecoin terbesar kedua di dunia, mendukung usulan aturan Hong Kong. Yam Ki Chan, wakil presiden strategi dan kebijakan Circle, mengatakan mereka akan bekerja sesuai dengan peraturan stablecoin HKMA dan FSTB. Dia menambahkan bahwa langkah ini akan "mendukung pengembangan stablecoin yang teregulasi sebagai media pertukaran tepercaya, serta pengembangan ekosistem aset virtual yang berkelanjutan dan bertanggung jawab di Hong Kong." #香港 #稳定币监管