Menurut U.Today, verifikasi identitas menjadi perhatian penting di era kecerdasan buatan, seperti yang disoroti oleh Vitalik Buterin, salah satu pendiri Ethereum, dalam sebuah posting baru-baru ini. Metode verifikasi identitas tradisional dengan cepat menjadi usang karena semakin canggihnya deepfake yang dihasilkan AI. Posting Buterin menggarisbawahi bahaya yang akan segera terjadi dengan memberikan contoh di mana deepfake sangat mirip dengan verifikasi manusia nyata. Ia menekankan pentingnya pertanyaan keamanan berdasarkan pengalaman umum yang hanya diketahui oleh orang asli. Metode ini bertujuan untuk melawan ancaman yang ditimbulkan oleh deepfake AI, yang secara efektif dapat meniru penampilan dan suara seseorang. Namun, penipu yang dihasilkan AI merasa sulit untuk memberikan jawaban yang akurat atas pertanyaan pribadi dan terperinci ini. Kemajuan teknologi AI yang pesat tidak hanya membahayakan verifikasi identitas pribadi tetapi juga memengaruhi keamanan di berbagai industri. Seiring terus berkembangnya AI, potensinya untuk merusak langkah-langkah keamanan yang sudah ada menjadi semakin jelas. AI dapat secara signifikan mengganggu banyak sektor, mulai dari peretasan dan pembuatan virus super hingga manipulasi sistem keuangan. Meningkatnya kesulitan dalam mengidentifikasi konten yang dihasilkan AI telah meningkatkan kekhawatiran tentang dampak AI terhadap keamanan. Revolusi teknologi ini mengharuskan revisi pedoman keamanan dan pengembangan strategi baru untuk memerangi ancaman yang digerakkan oleh AI. Sementara itu, Ethereum menghadapi tantangan pasar yang signifikan. Harga ETH baru-baru ini anjlok di bawah level support penting, didorong oleh kombinasi tekanan jual institusional dan kondisi pasar secara keseluruhan, yang menyebabkan kekhawatiran di kalangan investor. Grafik menunjukkan ETH turun menjadi sekitar $2.356, yang mencerminkan sentimen umum di pasar mata uang kripto.