Menurut Bloomberg, Bitcoin dikenal dengan volatilitasnya yang ekstrim, dengan lonjakan harga yang tiba-tiba dan pembalikan yang cepat yang dapat menghapus nilai jutaan dolar dalam hitungan menit. Fluktuasi ini sering kali membingungkan pengamat pasar karena kurangnya hubungan langsung Bitcoin dengan ekonomi riil. Aspek unik lain dari Bitcoin tertanam dalam kodenya: perubahan periodik dalam tingkat pembuatan token baru, yang dikenal sebagai peristiwa halving. Saat halving berikutnya semakin dekat, mungkin terjadi pada Jumat malam waktu New York, para pendukung dan skeptis Bitcoin memperdebatkan kemungkinan dampaknya terhadap nilai mata uang kripto.

Bitcoin secara historis mencapai rekor tertinggi setelah tiga halving terakhir, dengan harganya melampaui puncak sebelumnya sebesar $68,991.85 pada bulan Maret. Pola ini telah memicu ketertarikan terhadap Bitcoin, sebagian karena desain pembuatnya yang menggunakan nama samaran. Penerbitan Bitcoin dibatasi dalam beberapa hal, termasuk protokol pendirian yang menentukan tingkat pembuatan token baru. Peristiwa halving empat tahunan diperkirakan akan terjadi sekitar tanggal 19 April, menurut berbagai analis, meskipun menentukan tanggal pastinya sulit dilakukan karena bervariasinya waktu yang diperlukan untuk menghasilkan blok baru.

Potensi dampak halving terhadap nilai Bitcoin masih menjadi topik perdebatan sengit. Meskipun beberapa orang percaya bahwa halving dapat menyebabkan kenaikan harga yang signifikan, seperti yang terlihat pada halving sebelumnya, ada pula yang berpendapat bahwa perubahan harga selanjutnya akan sulit untuk dikaitkan secara langsung dengan peristiwa halving itu sendiri. Ketidakpastian seputar waktu dan dampak halving menambah kompleksitas dalam memprediksi nilai Bitcoin di masa depan.