Menurut CoinDesk, peluncuran generator teks-ke-video OpenAI, Sora, telah memicu minat pada pasar kripto, yang menyebabkan lonjakan token AI. Namun, untuk menjadikan teknologi ini mainstream, dibutuhkan daya komputasi yang sangat besar, sehingga memerlukan lebih banyak GPU H100 tingkat server dibandingkan yang diproduksi Nvidia dalam setahun atau yang digunakan secara kolektif oleh pelanggan terbesarnya di pusat data mereka. Diperkirakan ratusan ribu Graphics Processing Unit (GPU) akan dibutuhkan, lebih banyak dari gabungan yang saat ini digunakan oleh raksasa teknologi seperti Microsoft, Meta, dan Google.

Setelah demo pertama Sora, ada minat baru terhadap token AI, dan banyak yang melonjak setelahnya. Hal ini menyebabkan munculnya banyak proyek AI kripto yang menjanjikan pembuatan teks-ke-video dan teks-ke-gambar. Kategori token AI sekarang memiliki kapitalisasi pasar $25 miliar menurut data CoinGecko. Di balik potensi video yang dihasilkan AI terdapat pasukan GPU, prosesor seperti Nvidia dan AMD, yang memungkinkan revolusi AI berkat kemampuannya menghitung data dalam jumlah besar.

Laporan penelitian terbaru oleh Factorial Funds memperkirakan bahwa diperlukan 720.000 GPU Nvidia H100 kelas atas untuk mendukung komunitas pembuat TikTok dan YouTube. Sora, menurut Factorial Funds, membutuhkan hingga 10.500 GPU bertenaga selama sebulan untuk berlatih dan hanya dapat menghasilkan sekitar 5 menit video per jam per GPU untuk inferensi. Karena semakin banyak orang dan perusahaan mulai menggunakan model AI seperti Sora untuk menghasilkan video, daya komputer yang diperlukan untuk membuat video baru (inferensi) akan menjadi lebih besar daripada daya yang diperlukan untuk melatih model AI pada awalnya.

Meskipun Nvidia adalah pemain kunci dalam revolusi AI, Nvidia bukanlah satu-satunya. Saingan chipnya, AMD, membuat produk pesaing, dan para investor juga memberikan penghargaan kepada perusahaan tersebut, mendorong harga sahamnya dari kisaran $2 pada musim gugur 2012 menjadi lebih dari $175 saat ini. Ada juga cara lain untuk melakukan outsourcing daya komputasi ke kumpulan GPU. Render (RNDR) menawarkan komputasi GPU terdistribusi, seperti halnya Akash Network (AKT). Namun, sebagian besar GPU pada jaringan ini adalah GPU gaming tingkat ritel yang secara signifikan kurang bertenaga dibandingkan H100 tingkat server Nvidia atau pesaing AMD. Terlepas dari janji teks-ke-video, yang dijanjikan Sora dan protokol lainnya, hal ini akan memerlukan peningkatan perangkat keras yang sangat besar. Meskipun premisnya menarik dan dapat merevolusi alur kerja kreatif Hollywood, jangan berharap ini akan menjadi arus utama dalam waktu dekat.