Original Beosin Tim Kepatuhan Beosin 7 Januari 2025 08:53 Jepang

Seiring dengan perkembangan pesat blockchain dan cryptocurrency, arah regulasi Web3 global sedang mengalami perubahan mendalam. Memasuki tahun 2025, pemerintah dan otoritas regulasi di berbagai negara secara bertahap menyesuaikan kebijakan mereka terhadap bidang baru ini untuk memenuhi pertumbuhan pasar dan kebutuhan inovasi teknologi. Artikel ini akan membahas tren utama regulasi Web3 di tahun 2025 dan menganalisis dampak mendalamnya terhadap pasar cryptocurrency, inovasi teknologi, dan peluang investasi, terutama bagaimana penyedia layanan aset virtual (VASP) dapat memastikan kepatuhan dalam lingkungan regulasi yang semakin ketat, serta menghadapi tantangan di bidang anti pencucian uang onchain.

1. Pelonggaran penegakan hukum cryptocurrency oleh SEC Amerika Serikat


Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) dalam beberapa tahun terakhir memiliki sikap yang cukup ketat terhadap regulasi cryptocurrency, terutama dalam hal regulasi bursa cryptocurrency, ICO, dan penerbitan token. Namun, seiring dengan matangnya pasar dan meningkatnya kesadaran pemerintah akan potensi teknologi blockchain, SEC baru-baru ini menunjukkan tren pelonggaran kebijakan. Kongres Amerika Serikat telah mulai mendorong penyusunan kerangka regulasi Web3 yang lebih jelas dan seragam, perubahan ini akan memberikan lingkungan regulasi yang lebih stabil bagi industri cryptocurrency, yang pada gilirannya akan mendorong inovasi teknologi dan perkembangan pasar.
Pelonggaran regulasi SEC mungkin akan membawa lebih banyak peluang investasi ke pasar cryptocurrency. Terutama dalam lingkungan kebijakan yang ramah teknologi, pasar blockchain dan aset kripto akan menghadapi peluang pertumbuhan yang pesat. Cryptocurrency tidak hanya menyediakan saluran investasi baru untuk pasar keuangan tradisional, tetapi juga dapat menjadi alat penting untuk menyelesaikan tantangan dalam sistem keuangan global. Khususnya di bidang pembayaran lintas batas, kontrak pintar, dan keuangan terdesentralisasi (DeFi), keunggulan inovatif teknologi blockchain semakin terlihat.

2. Diversifikasi kebijakan regulasi cryptocurrency global


Meskipun kebijakan regulasi di Amerika Serikat cenderung melonggar, sikap regulasi terhadap cryptocurrency di seluruh dunia menunjukkan perbedaan yang signifikan. Berbagai negara mengadopsi strategi regulasi yang berbeda berdasarkan kondisi ekonomi, perkembangan teknologi, dan lingkungan politik mereka.
● Hong Kong: Komisi Sekuritas dan Futures Hong Kong (SFC) mendorong transparansi dan kepatuhan pasar cryptocurrency melalui persetujuan lisensi penyedia layanan aset virtual (VASP). Hingga 2024, SFC Hong Kong telah secara sah melisensikan tujuh bursa cryptocurrency, dan penerbitan lisensi ini telah meningkatkan transparansi seluruh industri, lebih lanjut meningkatkan tingkat kepercayaan pasar.

Pada 6 Desember 2024, pemerintah Hong Kong mengumumkan rancangan undang-undang yang sangat diperhatikan (rancangan peraturan stablecoin). Legislatif ini memberikan kerangka regulasi yang rinci bagi lembaga penerbit stablecoin yang terikat pada mata uang fiat (Fiat-Referenced Stablecoins, FRS), bertujuan untuk menjadikan Hong Kong sebagai pemimpin di bidang aset virtual global.

Selain itu, semua pedagang OTC perlu mengajukan lisensi kepada Otoritas Moneter Hong Kong (HKMA) untuk dapat beroperasi secara legal. Syarat pengajuan lisensi akan mencakup hal-hal berikut: Kekuatan finansial: Pedagang OTC perlu membuktikan bahwa mereka memiliki modal dan kemampuan manajemen keuangan yang memadai. Manajemen risiko: Pedagang OTC perlu menyusun sistem manajemen risiko yang baik, termasuk langkah-langkah untuk anti pencucian uang, pendanaan terorisme, dan keamanan siber.


● Korea Selatan: Korea Selatan menerapkan sistem lisensi perdagangan cryptocurrency yang ketat dan memberlakukan kewajiban anti pencucian uang yang kuat pada penyedia layanan aset virtual. Penyedia layanan aset virtual tidak hanya harus mematuhi tanggung jawab anti pencucian uang, tetapi juga melakukan klasifikasi pengguna dan pemantauan transaksi. Langkah-langkah ini menunjukkan bahwa Korea Selatan memperkuat regulasi pasar sambil memberikan jaminan hukum untuk perkembangan jangka panjang industri cryptocurrency.
● Singapura: Singapura sebagai pusat keuangan internasional untuk blockchain dan cryptocurrency memiliki kerangka regulasi yang relatif longgar. Otoritas Moneter Singapura (MAS) melakukan manajemen lisensi untuk penyedia layanan cryptocurrency, memastikan bahwa perusahaan ini mematuhi persyaratan dasar seperti anti pencucian uang, pengenalan identitas pelanggan (KYC), dan pemantauan transaksi. Selain itu, lisensi layanan token pembayaran digital (DPT) yang dikeluarkan oleh MAS juga memberikan panduan kepatuhan yang jelas bagi perusahaan terkait.
● Turki: Turki juga semakin ketat dalam regulasi terhadap penyedia layanan cryptocurrency, mengharuskan penyedia layanan perdagangan untuk menyerahkan informasi identitas pengguna, terutama untuk transaksi yang melebihi jumlah tertentu. Langkah-langkah ini membantu meningkatkan transparansi transaksi dan mencegah aliran dana ilegal.
Berbagai kebijakan regulasi dari negara-negara ini menunjukkan suatu tren: pemerintah di seluruh dunia sedang menyesuaikan kerangka regulasi cryptocurrency berdasarkan kondisi nasional mereka. Secara keseluruhan, semakin banyak negara mulai menyadari potensi cryptocurrency dan berusaha mempromosikan perkembangan sehatnya melalui kebijakan regulasi yang masuk akal.

3. Kebijakan pemerintah yang mendukung inovasi mempercepat ekspansi blockchain


Beberapa negara, terutama yang memiliki pemerintah yang ramah teknologi, secara aktif mendorong inovasi teknologi blockchain. Misalnya, Natalie Lederman, mitra di firma hukum Sullivan Worcester, menunjukkan bahwa Donald Trump pernah secara terbuka mendukung pasar cryptocurrency selama masa jabatannya sebagai presiden dan menentang regulasi yang berlebihan. Dukungan kebijakan ini menciptakan lingkungan yang menguntungkan untuk ekspansi teknologi blockchain dan investasi modal ventura.
Pemerintah memainkan peran penting dalam mendukung inovasi. Di Amerika Serikat, seiring dengan pelonggaran kebijakan, semakin banyak perusahaan rintisan blockchain yang akan dapat mengakses pembiayaan dan lebih lanjut mendorong inovasi teknologi. Teknologi blockchain itu sendiri juga akan menjadi alat kunci untuk menyelesaikan masalah keamanan dan privasi yang ditimbulkan oleh kecerdasan buatan (AI) generatif. Desentralisasi dan ketidakberdayaan blockchain dapat menjamin transparansi dan jejak audit data AI, sehingga meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap teknologi AI.

4. Regulasi VASP: Meningkatkan transparansi dan kepatuhan secara global


Seiring dengan penguatan regulasi terhadap VASP (penyedia layanan aset virtual), semakin banyak negara mulai menetapkan sistem lisensi yang jelas. Dengan menetapkan lisensi VASP, otoritas regulasi dapat memastikan bahwa platform cryptocurrency mematuhi persyaratan kepatuhan dan meningkatkan transparansi pasar. Ini tidak hanya membantu memerangi pencucian uang, pendanaan terorisme, dan aktivitas ilegal lainnya, tetapi juga meningkatkan kepercayaan investor.
Misalnya, Hong Kong, Korea Selatan, dan Singapura telah mulai meminta platform perdagangan cryptocurrency untuk menyediakan dokumen hukum dan laporan operasi terkait, memastikan bahwa operasi platform tersebut mematuhi peraturan hukum setempat. Langkah-langkah regulasi ini akan lebih meningkatkan legalitas dan transparansi pasar cryptocurrency global, dan meletakkan dasar untuk perkembangan jangka panjang industri blockchain yang sehat.

5. Perusahaan keamanan dan kepatuhan seperti Beosin membantu VASP dalam kepatuhan


Seiring dengan perkembangan pesat Web3 dan pasar cryptocurrency, bagaimana mematuhi persyaratan regulasi global yang semakin ketat menjadi salah satu tantangan utama bagi penyedia layanan aset virtual (VASP). Khususnya di bidang anti pencucian uang (AML), pengenalan identitas pelanggan (KYC), dan pemantauan transaksi, penyedia layanan aset virtual harus menerapkan langkah-langkah kepatuhan yang ketat untuk menghindari risiko hukum dan regulasi.
Dalam konteks ini, perusahaan keamanan dan kepatuhan seperti Beosin berperan penting dalam membantu VASP menghadapi tantangan kepatuhan. Sebagai penyedia solusi keamanan dan kepatuhan blockchain terkemuka, layanan Beosin mencakup berbagai fungsi seperti pemantauan anti pencucian uang, otentikasi identitas, dan pemantauan transaksi.
Melalui layanan ini, Beosin tidak hanya membantu penyedia layanan aset virtual mematuhi persyaratan kepatuhan secara global, tetapi juga meningkatkan transparansi platform dan meningkatkan kepercayaan pengguna. Selain itu, solusi kepatuhan Beosin dapat memberikan kemampuan untuk cepat menanggapi perubahan regulasi, sehingga platform dapat tetap kompetitif di lingkungan regulasi yang terus berubah.

6. Tantangan dan peluang masa depan regulasi Web3


Meskipun kebijakan regulasi Web3 di seluruh dunia semakin jelas, masih ada banyak tantangan. Pertama, negara-negara kekurangan keseragaman dalam merumuskan kerangka regulasi, yang dapat menyebabkan masalah kepatuhan dalam transaksi lintas batas. Kedua, karakteristik desentralisasi dari teknologi blockchain membuat otoritas regulasi sulit untuk secara langsung campur tangan, yang juga meningkatkan kompleksitas regulasi. Terakhir, sifat inovatif dan perubahan cepat dari pasar cryptocurrency juga membuat kebijakan regulasi perlu disesuaikan dan ditingkatkan secara terus-menerus.
Namun, regulasi Web3 juga membawa peluang besar. Pertama, kemajuan dalam kepatuhan akan menarik lebih banyak investor institusi untuk memasuki pasar cryptocurrency. Kedua, kerangka regulasi global akan mendorong kerjasama lintas batas antara berbagai daerah dan negara, mempromosikan penerapan teknologi blockchain secara global. Terakhir, kebijakan regulasi pemerintah terhadap Web3 akan memberikan dorongan baru bagi inovasi teknologi blockchain dan pasar cryptocurrency.

7. Kesimpulan: Regulasi dan inovasi berjalan beriringan, masa depan Web3 menjanjikan


Pada tahun 2025, tren regulasi Web3 global bergerak ke arah yang lebih jelas dan komprehensif. Pelonggaran regulasi di Amerika Serikat, persyaratan kepatuhan di negara-negara Eropa dan Asia, serta pencarian transparansi pasar cryptocurrency secara global, semuanya menunjukkan bahwa industri Web3 sedang menuju tahap yang lebih matang. Dalam proses ini, inovasi teknologi dan regulasi kepatuhan akan berjalan seiring, bersama-sama membentuk masa depan cryptocurrency dan blockchain.
Seiring dengan perbaikan bertahap dari kebijakan regulasi global, teknologi Web3 akan diterapkan di lebih banyak bidang, dan blockchain akan menjadi alat penting untuk menyelesaikan masalah keuangan, sosial, dan privasi global. Perkembangan sehat pasar cryptocurrency tidak terlepas dari regulasi yang masuk akal dari pemerintah negara-negara, dan Web3 di masa depan akan menjadi era baru yang menggabungkan inovasi teknologi dengan kepatuhan kebijakan.