south korea CFN

  • Krisis politik Korea Selatan semakin dalam saat Presiden Yoon menghadapi penangkapan dan tuduhan penyalahgunaan darurat militer, yang berisiko terhadap stabilitas politik.

  • Pasar kripto terombang-ambing saat krisis Yoon dan ekstradisi Do Kwon menyoroti kelemahan dalam tata kelola dan ekonomi di Korea Selatan.

  • Do Kwon menghadapi tuduhan penipuan di AS setelah keruntuhan kripto senilai $40 miliar, menambah masalah tata kelola dan kredibilitas keuangan Korea Selatan.

Korea Selatan menghadapi ketidakstabilan politik saat Presiden Yoon Suk Yeol menghadapi surat perintah penangkapan dan tuduhan pemberontakan. Pengadilan Distrik Barat Seoul menyetujui surat perintah penangkapan Yoon, menjadi presiden yang sedang menjabat pertama yang menghadapi tindakan tersebut. Deklarasi darurat militer yang kontroversial pada 3 Desember telah menimbulkan kekhawatiran internasional tentang stabilitas politik negara tersebut. Won Korea Selatan dan beberapa cryptocurrency mengalami volatilitas.

Surat Perintah Penangkapan Yoon Suk Yeol Memicu Krisis

Yoon mengumumkan darurat militer awal bulan ini, mengklaim untuk melindungi warga dari "kekuatan anti-negara." Kritikus berpendapat langkah tersebut adalah upaya pemberontakan yang tertutup. Meskipun mengabaikan beberapa panggilan, Yoon kini menghadapi tuduhan menghasut pemberontakan. Jika terbukti bersalah, ia berisiko menghadapi hukuman mati. Selain itu, pengacaranya menyebut surat perintah penangkapan itu "ilegal dan tidak sah," meningkatkan ketegangan lebih lanjut.

Krisis ini berdampak pada ekonomi. Bitcoin dan XRP mengalami penurunan sementara sebesar 30%, sementara won sempat merosot. Meskipun pasar telah stabil sejak saat itu, ketidakstabilan tersebut menyoroti kelemahan ekonomi yang terkait dengan ketidakstabilan politik.

Do Kwon Diekstradisi di Tengah Skandal Kripto

Miliarder cryptocurrency Do Kwon dari negara yang sama diekstradisi ke AS. Kwon terhubung dengan skema penipuan cryptocurrency senilai miliaran dolar. $40 miliar hilang di pasar internasional ketika koin TerraUSD dan LUNA miliknya jatuh pada Mei 2022.

Setelah berbulan-bulan menghindar di Asia dan Eropa, Kwon ditangkap di Montenegro karena memalsukan dokumen perjalanan. Setelah pertempuran hukum yang berkepanjangan, Menteri Kehakiman Montenegro menyetujui ekstradisinya ke AS minggu lalu. Kwon kini menghadapi tuduhan konspirasi, dengan jaksa AS mencari keadilan atas kerugian keuangan yang luas.

Implikasi bagi Korea Selatan dan Kripto

Waktu ekstradisi Kwon menimbulkan pertanyaan tentang hubungannya dengan krisis politik Korea Selatan. Kedua peristiwa tersebut menyoroti interaksi yang rapuh antara tata kelola dan stabilitas ekonomi. Selain itu, mereka menekankan perlunya kerangka regulasi yang lebih kuat untuk mencegah gangguan di masa depan.

Perkembangan ini menimbulkan tantangan bagi kepemimpinan Korea Selatan dan pasar kripto global. Selain itu, negara ini harus menghadapi krisis politik internal sambil menangani dampak dari skema penipuan Kwon.