$BTC


Pada 28 Desember 2024, harga Bitcoin sekitar $94.400, menunjukkan penurunan signifikan dari titik tertinggi sebelumnya. Sebagai aset digital yang sangat volatil, fluktuasi harga Bitcoin selalu menjadi perhatian investor. Namun, dari berbagai data pasar dan latar belakang ekonomi makro, Bitcoin saat ini mungkin menghadapi risiko penurunan lebih lanjut.

Artikel ini akan membahas dari berbagai sudut pandang mengenai analisis teknis, sentimen pasar, lingkungan ekonomi makro, data on-chain, mengapa Bitcoin mungkin berada dalam tren bearish.

1. Analisis teknis: tantangan pada level dukungan penting

Bitcoin baru-baru ini beberapa kali mencoba menembus batas psikologis $100.000 tetapi gagal, lalu dengan cepat jatuh kembali ke $94.400. Namun, meskipun harga tidak berhasil menembus titik tertinggi sebelumnya, Bitcoin saat ini masih berada di atas rata-rata pergerakan 200 hari (200-MA). Rata-rata 200 hari secara luas dianggap sebagai garis pemisah antara bull dan bear market, posisi harga saat ini menunjukkan bahwa pasar belum sepenuhnya memasuki bear market.

Meskipun demikian, pola "double top" di grafik harian tetap menjadi perhatian. Double top biasanya merupakan sinyal bearish, menunjukkan bahwa pasar gagal mencoba dua kali mendekati level resistensi kunci, dan dapat menyebabkan harga turun lebih lanjut. Selain itu, volume perdagangan yang terus menyusut menunjukkan kurangnya momentum pasar, yang mungkin meningkatkan tekanan jual di masa depan.

2. Sentimen pasar: mengurangi kegilaan spekulatif

Menurut indeks ketakutan dan keserakahan cryptocurrency terbaru, sentimen pasar saat ini berada di zona "ketakutan". Ini menunjukkan bahwa kepercayaan investor sedang melemah, dan semakin banyak orang cenderung menghindari risiko.

Pada bull market tahun 2021 dan 2023, aliran dana besar mendorong harga Bitcoin mencapai rekor tertinggi berulang kali. Namun, kondisi pasar tahun 2024 sangat berbeda. Banyak investor ritel telah mulai menarik diri dari pasar, sementara pembelian oleh investor institusi juga mulai melemah. Tren ini mencerminkan bahwa Bitcoin secara perlahan didefinisikan ulang dari "aset spekulatif" menjadi "aset berisiko".

Selain itu, dibandingkan dengan siklus bull sebelumnya, aktivitas jaringan Bitcoin saat ini menunjukkan penurunan yang signifikan. Data on-chain menunjukkan bahwa jumlah alamat aktif berkurang, dan kecepatan pembuatan alamat baru melambat, menunjukkan bahwa partisipasi keseluruhan di pasar sedang menurun.

3. Latar belakang ekonomi makro: kenaikan suku bunga dan krisis likuiditas

Perubahan lingkungan ekonomi makro global juga memberikan tekanan pada pasar Bitcoin. Pada tahun 2024, Federal Reserve terus menerapkan kebijakan moneter yang ketat, dengan suku bunga acuan tetap di tingkat tinggi secara historis. Lingkungan suku bunga tinggi ini menarik aliran dana besar ke pasar keuangan tradisional, seperti obligasi dan rekening tabungan, daripada aset berisiko tinggi seperti Bitcoin.

Selain itu, seiring dengan penurunan secara bertahap dalam tingkat inflasi, daya tarik Bitcoin sebagai alat lindung nilai terhadap inflasi telah berkurang. Pada tahun 2021 dan 2022, banyak investor membeli Bitcoin untuk melawan inflasi tinggi. Namun, ketika inflasi tidak lagi menjadi ancaman utama, permintaan ini secara alami akan berkurang.

Ketegangan di tataran internasional juga membawa ketidakpastian ke pasar. Meskipun beberapa investor pernah menganggap Bitcoin sebagai "emas digital", yaitu aset safe haven, tetapi kinerja nyata menunjukkan bahwa harga Bitcoin memiliki korelasi yang lebih tinggi dengan pasar saham, yang lebih lanjut melemahkan fungsinya sebagai pelindung.

4. Data on-chain: perbedaan antara paus dan ritel

Analisis data on-chain lebih lanjut mendukung pandangan bearish terhadap Bitcoin. Jumlah kepemilikan alamat paus (yaitu alamat yang memegang sejumlah besar Bitcoin) terus menurun sejak bulan November, sementara jumlah kepemilikan investor ritel meningkat. Perilaku "paus menjual, ritel membeli" ini biasanya dianggap sebagai sinyal puncak pasar, karena dana besar sering kali memiliki penciuman pasar yang lebih tajam.

Sementara itu, indikator Keuntungan dan Kerugian yang Belum Direalisasikan (NUPL) Bitcoin menunjukkan bahwa pasar secara keseluruhan berada dalam fase "ketakutan". Ini menunjukkan bahwa nilai buku aset sebagian besar investor berada di bawah biaya pembelian, yang semakin memperburuk tekanan jual di pasar.

Aliran bersih Bitcoin ke bursa juga meningkat, menunjukkan bahwa lebih banyak investor memindahkan Bitcoin ke bursa, mungkin sebagai persiapan untuk penjualan yang potensial.

5. Tekanan regulasi: peningkatan ketidakpastian

Pada tahun 2024, kebijakan regulasi cryptocurrency di seluruh dunia menjadi semakin ketat. Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) masih menyelidiki beberapa bursa utama, sementara Uni Eropa juga meluncurkan regulasi aset digital yang lebih ketat. Kebijakan ini membawa ketidakpastian ke pasar, yang lebih lanjut melemahkan kepercayaan investor.

Lebih penting lagi, aktivitas penambangan Bitcoin juga telah dibatasi. Banyak negara telah meningkatkan biaya energi untuk penambangan dan memberlakukan pajak yang lebih tinggi pada aktivitas cryptocurrency yang mengkonsumsi energi tinggi. Ini tidak hanya meningkatkan biaya produksi Bitcoin, tetapi juga dapat mempengaruhi pasokan di pasar.

6. Siklus pasar: kesamaan sejarah

Sejarah harga Bitcoin menunjukkan bahwa jalur pergerakannya biasanya mengikuti siklus empat tahunan. Siklus ini berkaitan erat dengan peristiwa pemotongan setengah Bitcoin. Namun, pergerakan harga saat ini memiliki banyak kesamaan dengan awal bear market tahun 2018. Saat itu, Bitcoin setelah mengalami kenaikan besar selama beberapa tahun, dengan cepat jatuh di bawah level dukungan kunci, dan memasuki fase penurunan yang panjang.

Jika sejarah terulang, harga Bitcoin mungkin akan turun lebih jauh dalam beberapa bulan mendatang, dan mencapai titik terendah yang lebih rendah. Situasi ini akan memberikan tekanan besar pada peserta pasar, terutama investor ritel yang baru-baru ini masuk ke pasar.

7. Strategi investasi: bagaimana menghadapi risiko penurunan pasar?

Dalam lingkungan pasar saat ini, investor perlu mengambil strategi yang lebih hati-hati:

  1. Diversifikasi investasi: hindari menginvestasikan semua dana di Bitcoin atau pasar cryptocurrency.

  2. Atur stop loss: tutup posisi secara otomatis ketika harga mencapai batas bawah tertentu, untuk mengurangi potensi kerugian.

  3. Perhatikan nilai jangka panjang: meskipun ada risiko penurunan di pasar dalam jangka pendek, prospek jangka panjang Bitcoin mungkin masih layak untuk diharapkan. Investor dapat memilih untuk membangun posisi secara bertahap, daripada menginvestasikan semua sekaligus.

  4. Belajar dan mengamati: perhatikan dinamika pasar dan data on-chain, dan sesuaikan strategi investasi tepat waktu.

Kesimpulan

Kinerja pasar Bitcoin saat ini menunjukkan sinyal bearish yang jelas. Dari analisis teknis hingga latar belakang ekonomi makro, serta data on-chain dan kebijakan regulasi, berbagai faktor bekerja sama, yang mungkin menyebabkan harga Bitcoin turun lebih lanjut dalam waktu dekat. Namun, sebagai aset digital yang inovatif, nilai jangka panjang Bitcoin tetap menjadi perhatian.

Investor harus bersikap rasional terhadap volatilitas pasar saat ini, membuat keputusan dengan hati-hati, sambil tetap menjaga kepercayaan jangka panjang terhadap pasar. Bagaimanapun juga, perkembangan selanjutnya di pasar Bitcoin pasti akan menjadi fokus perhatian global dari para investor.



👉Klik untuk mendaftar👈