Mewah bukanlah strategi yang satu ukuran untuk semua. Apa yang membuat pembeli kelas menengah menginginkan tas Louis Vuitton sangat berbeda dari apa yang menarik miliarder untuk sweater Brunello Cucinelli. Namun, keduanya dipasarkan sebagai “mewah”.
Jadi bagaimana pemasar menyeimbangkan dua dunia yang berlawanan ini? Bagaimana mereka menciptakan keinginan untuk logo “nyaring” yang mendominasi Instagram, sementara mempertahankan daya tarik tenang dari penyempurnaan yang rendah hati?
Mari kita uraikan.
1. Mewah yang Nyaring: Menjual Mimpi Melalui Visibilitas
Bagi kelas menengah, mewah sering kali tentang visibilitas. Ini bukan hanya tentang memiliki sesuatu yang mahal — ini tentang memiliki sesuatu yang semua orang tahu mahal.
Bagaimana Pemasar Membuatnya Berfungsi:
1. Logo adalah Kunci:
• Semakin dikenal, semakin baik. Monogram Louis Vuitton atau logo GG Gucci dapat dikenali dengan segera, menandakan kekayaan dan status kepada dunia.
• Contoh: Pikirkan tentang tren “Gucci Belt”. Ini menjadi fenomena media sosial karena dapat diakses (dibandingkan dengan barang mewah lainnya) dan merek yang mencolok.
2. Cerita yang Menginspirasi:
• Kampanye fokus pada transformasi. “Memiliki ini membuat Anda menjadi bagian dari klub elit.”
• Contoh: Kampanye Rolex tidak hanya menjual jam tangan; mereka menjual kesuksesan. Menampilkan atlet dan pengusaha yang berhasil, iklan mereka secara halus mengatakan, “Inilah yang dikenakan oleh para pemenang.”
3. Bukti Sosial:
• Pembeli kelas menengah sangat dipengaruhi oleh apa yang sedang tren. Pengaruh Instagram, video TikTok, dan dukungan selebriti meningkatkan permintaan.
• Contoh: Tas Dior Saddle Bag mengalami kebangkitan setelah ditampilkan secara mencolok di Instagram oleh influencer dan selebriti, meskipun kurang fungsional dibandingkan tas lainnya.
Mengapa Ini Berhasil untuk Kelas Menengah:
• Penandaan Status: Ini bukan hanya tentang memiliki sesuatu yang berharga — ini tentang memastikan orang lain dapat melihatnya.
Rasa memiliki: Membeli merek-merek ini terasa seperti mendapatkan akses ke klub eksklusif, bahkan jika hanya di level pemula.
2. Mewah yang Tenang: Menjual Kehalusan dan Penyempurnaan
Untuk orang kaya, logo yang mencolok bisa terasa vulgar. Di dunia mereka, mewah yang sebenarnya adalah yang rendah hati, abadi, dan sering kali tidak terlihat oleh mata yang tidak terlatih.
Bagaimana Pemasar Membuatnya Berfungsi:
1. Tanpa Logo, Hanya Kerajinan:
• Merek seperti Brunello Cucinelli, Loro Piana, atau The Row jarang menampilkan merek yang terlihat. Sebaliknya, mereka menyoroti bahan superiour, kerajinan artisanal, dan eksklusivitas.
• Contoh: Mantel kasmir Loro Piana dipasarkan untuk kelembutannya, daya tahan, dan kelangkaannya — tidak pernah untuk logo yang mencolok.
2. Pengalaman Pribadi dan Eksklusif:
• Periklanan kurang tentang kampanye massal dan lebih tentang hubungan pribadi. Merek-merek ini sering kali melayani klien mereka melalui janji temu pribadi, penjahitan khusus, dan acara hanya untuk undangan.
• Contoh: Butik Brunello Cucinelli menciptakan lingkungan yang tenang dan intim di mana klien kaya dapat berbelanja tanpa tekanan atau kerumunan.
3. Pemasaran Berbasis Nilai:
• Alih-alih menjual “mewah,” mereka menjual nilai-nilai seperti keberlanjutan, warisan, dan keabadian.
• Contoh: Brunello Cucinelli memposisikan dirinya sebagai merek “humanis”, yang fokus pada produksi etis di bengkel-bengkel Italia.
Mengapa Ini Berhasil untuk Sang Kaya:
• Ketelitian: Kekayaan tidak perlu diumumkan; ia berbicara untuk dirinya sendiri.
Kualitas Lebih Penting daripada Kuantitas: Mereka menghargai daya tahan dan keunikan, bukan tren.
3. Jurang: Mengapa Mewah yang Nyaring Menarik bagi Kelas Menengah
Jadi mengapa kelas menengah cenderung pada mewah yang nyaring, sementara orang kaya lebih menyukai kehalusan? Jawabannya terletak pada psikologi.
Untuk Kelas Menengah:
1. Aspirasi:
• Mewah yang nyaring menawarkan cara untuk menunjukkan kesuksesan kepada orang lain. Logo yang terlihat bertindak sebagai “bukti pencapaian.”
2. Aksesibilitas:
• Meskipun tas Louis Vuitton senilai $1,500 adalah pengeluaran yang signifikan, itu masih jauh lebih terjangkau dibandingkan mantel kasmir $5,000 dari Loro Piana.
3. Pengaruh Budaya:
• Media sosial memuliakan mewah yang nyaring. Dari tren TikTok hingga influencer Instagram, logo mendominasi percakapan, menjadikannya lebih diinginkan.
Untuk Sang Kaya:
1. Kepercayaan Diri:
• Mereka tidak perlu membuktikan kekayaan mereka; mereka aman dengan itu. Mewah yang tenang mencerminkan kepercayaan diri, bukan aspirasi.
2. Daya Tarik Abadi:
• Mereka berinvestasi dalam kualitas dan kerajinan yang tidak akan ketinggalan zaman di musim berikutnya.
4. Apa yang Akan Saya Lakukan: Strategi untuk Mewah yang Nyaring dan Tenang
Memasarkan tas tangan untuk merek mewah yang nyaring seperti Louis Vuitton versus merek mewah yang tenang seperti Brunello Cucinelli memerlukan pendekatan yang sangat berbeda. Setiap strategi harus mencerminkan tidak hanya produk, tetapi juga keinginan dan pola pikir audiens. Berikut adalah cara saya akan menghadapi setiap tantangan:
Untuk Mewah yang Nyaring: Menjadikan Louis Vuitton sebagai Fenomena Budaya
Untuk Louis Vuitton, saya akan fokus pada menjadikan tas tangan bukan hanya produk, tetapi pernyataan budaya — sesuatu yang dibicarakan orang dan diimpikan untuk dimiliki karena mewakili keberanian, modernitas, dan menjadi yang terdepan.
1. Konsep “Kenakan Status Anda”
Saya akan membuat tas tangan yang mengintegrasikan elemen personalisasi halus yang terikat pada identitas pemiliknya. Pikirkan fitur tersembunyi — seperti kode unik yang hanya terlihat di bawah kondisi pencahayaan tertentu — yang terhubung ke profil digital yang dipersonalisasi.
• Profil ini dapat mencakup asal tas, cerita yang dikurasi tentang kerajinannya, atau bahkan fitur opsional bagi pemilik untuk berbagi perjalanan mereka dengan Louis Vuitton.
• Mengapa? Ini mengubah tas menjadi simbol individualitas dan inovasi tanpa terjerumus ke dalam wilayah gimmick.
2. Eksklusivitas Didukung Crypto
Untuk peluncuran, saya akan membuat tas tangan tersedia melalui presale edisi terbatas, yang hanya dapat diakses melalui cryptocurrency. Ini tidak hanya akan menciptakan buzz tetapi juga memposisikan merek sebagai berpikir maju dan inovatif. Pembayaran crypto menarik bagi pembeli muda yang kaya yang menghargai teknologi dan eksklusivitas.
3. Kampanye Ikon Budaya
Saya akan membawa tas tersebut ke sorotan dengan acara peluncuran yang berani yang menggabungkan seni, mode, dan teknologi. Alih-alih runway tradisional, saya akan menyelenggarakan instalasi seni yang imersif di mana tas ditampilkan sebagai bagian dari perjalanan pengalaman.
• Untuk memperkuat kampanye, saya akan bermitra dengan inovator budaya — bukan hanya selebriti, tetapi tokoh seperti arsitek, aktivis, atau kreator digital — yang mewujudkan semangat berani dari merek.
Slogan: “Untuk yang berani. Untuk yang sekarang.”
Untuk Mewah yang Tenang: Meningkatkan Brunello Cucinelli
Ketika datang ke Brunello Cucinelli, strategi saya akan berfokus pada keabadian, resonansi emosional, dan keanggunan yang rendah hati. Ini bukan tentang visibilitas — ini tentang menciptakan koneksi pribadi yang langgeng antara pembeli dan merek.
1. Kampanye “Tas untuk Membawa Generasi”
Saya akan menceritakan kisah tas tangan melalui lensa warisan dan warisan. Kampanye ini akan menyoroti bagaimana tas ini dirancang untuk bertahan selama beberapa dekade, menjadikannya sebuah karya yang dimaksudkan untuk diwariskan. Film pendek atau visual akan berfokus pada para pengrajin, bahan yang bersumber secara etis, dan kerajinan yang teliti.
2. Pengalaman Kustomisasi Khusus
Untuk memperdalam koneksi, saya akan menawarkan layanan kustomisasi eksklusif di mana pembeli dapat menyesuaikan tas sesuai preferensi mereka. Dari memilih bahan dan warna hingga menambahkan sentuhan pribadi seperti inisial yang dijahit tangan atau lambang keluarga, ini akan membuat setiap tas benar-benar unik.
3. Prabaca Hanya untuk Undangan
Alih-alih peluncuran publik, saya akan mengadakan acara pribadi di tujuan mewah seperti hotel butik atau klub eksklusif. Tamu akan bertemu dengan para pengrajin, belajar tentang proses pembuatan, dan bahkan memilih bahan mereka di tempat. Ini semua tentang menciptakan pengalaman intim dan berkesan.
Slogan: “Keanggunan abadi, dirancang untuk Anda.”
Mengapa Strategi Ini Berhasil
Untuk Louis Vuitton, tujuannya adalah menciptakan hype dan menjadikan tas tersebut sebagai simbol status tertinggi bagi audiens modern. Dengan mengaitkannya dengan teknologi, relevansi budaya, dan eksklusivitas, itu menjadi produk yang tidak hanya menarik perhatian tetapi juga membangun keinginan.
Untuk Brunello Cucinelli, fokusnya sepenuhnya berbeda. Ini tentang membangun kepercayaan dan kedekatan melalui penceritaan dan personalisasi, menarik audiens yang menghargai kualitas dan kehalusan dibandingkan tren.
Kedua pendekatan ini memainkan kekuatan audiens masing-masing, dan sebagai pemasar, saya menyukai tantangan menyeimbangkan inovasi yang berani dengan penyempurnaan yang abadi.
Jadi, Apa Nilai Sebenarnya dari Mewah?
Ini bukan tentang produk itu sendiri. Ini tentang apa yang diwakili oleh produk tersebut.
• Bagi kelas menengah, ini adalah status dan aspirasi.
• Bagi orang kaya, ini adalah ketelitian dan penyempurnaan.
Dan bagi pemasar? Ini tentang menguasai seni bercerita dan memahami psikologi keinginan.
Apa pendapat Anda tentang mewah yang nyaring vs. tenang? Apakah Anda lebih condong pada satu daripada yang lain — dan mengapa?
💬 Bagikan pemikiran Anda atau pembelian barang mewah favorit Anda di kolom komentar. Saya ingin mendengar bagaimana strategi ini beresonansi dengan Anda!
\u003ct-91/\u003e\u003ct-92/\u003e\u003ct-93/\u003e