Dalam perjalanan cerita "Perjalanan ke Barat", terdapat sebuah metafora yang mengalir sepanjang cerita, yaitu bahwa moralitas hanyalah alat, fungsinya adalah untuk membatasi yang lemah dan melayani yang kuat. Misalnya, sebelum belajar, Wukong adalah seekor monyet yang sangat sopan, berbicara dengan siapa pun dengan sangat hormat. Dalam perjalanan untuk mencari guru, ia bertemu dengan seorang penggembala kayu, dan dengan sukarela menghormatinya serta memanggilnya sebagai 'Dewa Tua'. Ketika bertemu dengan Master Bodhi, ia tanpa ragu-ragu langsung sujud dan terus bersujud. Master bertanya apa nama keluarganya, ia menjawab, 'Saya tidak memiliki nama keluarga. Jika orang menghina saya, saya tidak marah. Jika mereka memukul saya, saya juga tidak kesal, saya hanya akan minta maaf.' Namun, monyet yang begitu sopan ini, setelah belajar dan berubah menjadi yang kuat, sepenuhnya berubah bentuk. Setelah kembali dari belajar, hal pertama yang dilakukan Wukong adalah tanpa basa-basi memotong Raja Iblis menjadi dua bagian, lalu membunuh semua keluarganya.

Sejak saat itu, ketika Wukong melihat orang tua, ia tidak lagi memanggilnya 'Dewa Tua', melainkan memanggilnya 'Kakek', dan ketika melihat Dewa yang sebenarnya, ia juga akan terlebih dahulu menilai posisinya. Jika orang itu lebih lemah darinya, ia akan memanggilnya 'Pejabat Tua', jika orang itu lebih kuat, ia akan memberi penghormatan dan menyebut dirinya sebagai 'murid'.

Sebenarnya bukan hanya Wukong, Tang Seng juga demikian. Di luar ia berpura-pura baik hati, tetapi di dalam sangat jahat, karena ia hanya tahu satu trik. Mantra pengetatan ini tidak efektif untuk mengatasi monster, tetapi hanya digunakan untuk menindas orang-orang sendiri. Bukankah ini juga terjadi dalam kenyataan? Senyuman diberikan kepada orang luar, kata-kata kasar ditujukan kepada keluarga. Di luar, ia adalah orang lemah yang merendahkan diri, tetapi di rumah, ia adalah raja yang memerintah.

Raja Jade dapat memaafkan seekor monyet yang mengacau di surga karena ia adalah yang kuat, tetapi tidak dapat mentolerir ribuan rakyat yang tidak bersalah karena mereka adalah yang lemah. Tinggalkan novel ini dan lihat kenyataan, dalam kenyataan, kebaikan domba dianggap sebagai kelemahan, sedangkan kebaikan singa dianggap sebagai kebajikan. Moralitas memang penting, tetapi Anda harus terlebih dahulu menjadi yang kuat, agar moralitas Anda lebih berharga.

Sumber / Internet