Selama pasar kripto sedang naik, meskipun harga umumnya naik, banyak pedagang masih merugi, baik dari keuntungan maupun modal mereka. Hal ini terjadi karena beberapa alasan:
1. Kelebihan Utang dan Keserakahan
• Dalam pasar yang sedang naik, pedagang sering menggunakan leverage (dana pinjaman) untuk memaksimalkan potensi keuntungan, dengan asumsi harga akan terus naik. Namun, jika pasar mengalami penurunan tiba-tiba (bahkan koreksi kecil), posisi leverage dapat mengakibatkan likuidasi dan kerugian yang signifikan.
• Keserakahan menyebabkan pedagang menahan posisi terlalu lama, berharap mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi, yang dapat menjadi bumerang saat pasar berubah.
2. Kurangnya Manajemen Risiko
• Banyak trader tidak menggunakan perintah stop-loss atau gagal menetapkan target realistis untuk mengambil keuntungan. Hal ini membuat mereka menghadapi risiko yang tidak perlu saat pasar berbalik arah atau menjadi tidak stabil.
• Mereka mungkin juga mengalokasikan terlalu banyak modalnya pada satu perdagangan atau altcoin, sehingga memperbesar potensi kerugian.
3. FOMO dan Pengambilan Keputusan yang Buruk
• Takut ketinggalan (FOMO) menyebabkan pedagang membeli aset pada harga yang meningkat, tepat sebelum terjadi koreksi atau kemunduran.
• Keputusan yang emosional, didorong oleh sensasi alih-alih analisis, sering kali menyebabkan pembelian di harga tertinggi dan penjualan di harga terendah.
4. Volatilitas Pasar
• Meskipun tren keseluruhan dalam pasar bullish cenderung meningkat, pasar kripto terkenal sangat fluktuatif, dengan koreksi harga yang tiba-tiba dan tajam. Koreksi ini dapat menghancurkan pedagang yang tidak siap atau terlalu terekspos.
5. Mengejar Altcoin yang Naik
• Banyak pedagang mengalihkan fokus ke altcoin berkapitalisasi rendah untuk mencari "keuntungan cepat." Sementara beberapa altcoin mengalami lonjakan besar, altcoin tersebut sering kali turun dengan cepat, sehingga pedagang menanggung kerugian.
• Kurangnya pemahaman mengenai dasar-dasar proyek memperburuk masalah ini.
6. Mengabaikan Biaya dan Pajak
• Perdagangan yang sering mengakibatkan biaya transaksi yang tinggi, terutama pada jaringan populer seperti Ethereum selama periode kemacetan.
• Kewajiban pajak sering kali diabaikan, dan pedagang mungkin secara tidak sengaja menggunakan dana yang seharusnya mereka bayar sebagai pajak, yang menyebabkan masalah keuangan di kemudian hari.
7. Terlalu Percaya Diri Setelah Kemenangan Awal
• Dalam pasar yang sedang naik, para pemula sering kali menghasilkan uang dengan mudah karena naiknya harga mengangkat sebagian besar aset. Hal ini dapat menyebabkan rasa percaya diri yang berlebihan, taruhan yang lebih besar, dan perdagangan yang sembrono, yang berujung pada kerugian yang signifikan.
8. Gagal Mengambil Keuntungan
• Keyakinan bahwa "harga akan selalu naik" mencegah para pedagang untuk mengunci keuntungan. Ketika pasar akhirnya terkoreksi, mereka kehilangan keuntungan dan modal.
9. Penipuan dan Penarikan Karpet
• Pasar yang sedang naik daun menarik pelaku kejahatan yang membuat proyek penipuan atau melakukan penipuan, yaitu tiba-tiba meninggalkan proyek dan mengambil uang investor.
• Banyak pedagang yang terjerumus dalam skema ini karena keserakahan dan kurangnya ketelitian.
10. Tidak Memahami Siklus Pasar
• Banyak pedagang gagal menyadari bahwa pasar saham bersifat siklus dan sementara. Ketika tren mulai berbalik, mereka panik menjual dengan kerugian atau menahan aset yang terdepresiasi, berharap akan terjadi pemulihan.
Pelajaran Penting bagi Para Pedagang
• Selalu praktikkan manajemen risiko: gunakan stop-loss dan berdagang hanya dengan uang yang Anda sanggup untuk kehilangan.
• Hindari leverage yang berlebihan dan diversifikasikan investasi Anda.
• Ambil keuntungan secara berkala dan jangan mengejar pompa.
• Berfokuslah pada fundamental pasar dan analisis teknis, bukan sekedar sensasi.
• Bersiaplah menghadapi koreksi pasar dan pahami bahwa tidak ada pasar yang naik tanpa batas.
Dengan mengatasi perilaku ini, pedagang dapat meminimalkan kerugian dan memaksimalkan keuntungan selama pasar sedang menguat.