Pada November 2022, Sam Bankman-Fried, seorang wirausaha muda yang pernah dijuluki sebagai 'Raja Cryptocurrency', mengalami perubahan besar dari puncak ke jurang hanya dalam delapan hari. Perusahaannya FTX mengumumkan kebangkrutan, ia sendiri mengundurkan diri dari jabatan presiden, dan mungkin menghadapi penyelidikan dari otoritas federal AS yang menilai bagaimana ia menangani aset perusahaan.
Kebangkitan: Dari asrama mahasiswa menjadi miliarder
Bankman-Fried lahir dalam keluarga akademis, lulus dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) dengan jurusan fisika dan matematika. Selama masa studinya, ia terpapar pada ide 'altruisme efektif' dan mengembangkan tujuan untuk meningkatkan dunia melalui perolehan kekayaan besar.
Awalnya, ia belajar perdagangan saham di Jane Street, sebuah perusahaan sekuritas di New York, tetapi tidak lama kemudian ia beralih ke pasar Bitcoin, menemukan perbedaan harga Bitcoin di berbagai bursa, dan memulai perdagangan arbitrase. Dengan pemikiran ini, ia mendirikan perusahaan pialang Alameda Research dan dengan cepat meraih keuntungan. Pada awal 2018, timnya sudah mencapai omzet harian 1 juta dolar.
Pada tahun 2019, ia mendirikan FTX, sebuah bursa cryptocurrency yang dengan cepat berkembang, tidak hanya menjadi pemimpin industri, tetapi juga menduduki peringkat kedua terbesar di dunia dengan volume perdagangan harian mencapai 10 hingga 15 miliar dolar AS. Pada awal 2022, nilai pasar FTX mencapai 32 miliar dolar AS, dan ia secara resmi menjadi miliarder.
Wirausaha dengan gaya alternatif
Gaya hidup Bankman-Fried juga unik. Ia sering tidur di atas bean bag di samping kantornya, selalu siap untuk bekerja. Ia juga seorang penggemar permainan video yang fanatik, sering bermain (League of Legends) dan (Storybook Brawl) saat konferensi telepon, bahkan mengakuisisi perusahaan pengembang game untuk yang terakhir.
Meskipun perilakunya dipertanyakan, itu tidak menghalangi investor untuk mempercayainya. Misalnya, Sequoia Capital pernah menyaksikan dalam sebuah pertemuan dengan Bankman-Fried, ia bermain (League of Legends) dengan gugup sambil membicarakan rencana bisnis, dan akhirnya memutuskan untuk berinvestasi 210 juta dolar. Namun, Sequoia Capital menganggap investasi ini sebagai kerugian setelah kebangkrutan FTX dan menghapus artikel blog yang sebelumnya memuji Bankman-Fried.
Kejatuhan: Dari kekaisaran 32 miliar dolar menjadi kebangkrutan
Kejatuhan FTX dimulai dari sebuah artikel yang diterbitkan oleh CoinDesk, yang mengungkapkan bahwa aset Alameda Research tidak independen, melainkan berdasarkan token yang diterbitkan oleh FTX sendiri. Ini memicu keraguan publik terhadap kesehatan keuangan FTX. Selanjutnya, (The Wall Street Journal) menuduh lebih lanjut bahwa Alameda Research menggunakan dana pelanggan FTX untuk perdagangan pinjaman.
Serangkaian tuduhan ini membuat FTX terjerat dalam krisis kepercayaan, ketika pesaing utama Binance mengumumkan penjualan token terkait FTX yang dimilikinya, para pengguna berbondong-bondong menarik dana mereka, menyebabkan FTX terjebak dalam krisis likuiditas. Meskipun Bankman-Fried berusaha mencari akuisisi oleh Binance, Binance akhirnya mundur dan secara terbuka menunjukkan bahwa FTX melakukan 'penanganan yang tidak semestinya terhadap dana pelanggan'.
Akhirnya, FTX mengumumkan kebangkrutan pada November 2022, dan Bankman-Fried mengirimkan tweet meminta maaf kepada publik, menyatakan bahwa ia 'terkejut' dan berharap dapat menemukan cara untuk pulih.
Dampak: Guncangan dan refleksi pasar cryptocurrency
Kebangkrutan FTX memicu reaksi berantai di pasar cryptocurrency, harga Bitcoin jatuh ke titik terendah dalam dua tahun, dan investor secara umum terjebak dalam kepanikan. FTX memiliki hingga 1,2 juta pengguna terdaftar, dari investor besar hingga pengguna biasa, banyak di antara mereka masih berjuang untuk mendapatkan kembali simpanan mereka yang dibekukan.
Kisah Bankman-Fried bukan hanya legenda tentang kebangkitan dan kejatuhan individu, tetapi juga cerminan dari dunia cryptocurrency yang penuh risiko dan imbalan tinggi. Kejatuhan dramatis yang membingungkan ini mungkin hanya puncak gunung es dari kekacauan industri, dan orang-orang masih menunggu jawaban: siapa yang akan jatuh berikutnya?