USDT Tether, stablecoin terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, diturunkan dari harga $1 yang diharapkan di tengah meningkatnya pengawasan atas pengumuman perusahaan pada tanggal 15 Desember tentang kebijakan pembekuan dompet bekerja sama dengan lembaga penegak hukum termasuk DOJ, FBI, dan Secret Service.

Data dari CoinMarketCap menunjukkan USDT kadang-kadang turun hingga $0,985 di bursa utama seperti Binance, Coinbase, dan Kraken, yang menunjukkan penyimpangan dari patokan dolar.

Stablecoin seperti USDT dirancang untuk menjaga keseimbangan dengan mata uang fiat seperti dolar. Namun, berbagai faktor dapat menyebabkan penyimpangan sementara dari pasak yang mengakibatkan devaluasi. Bagi USDT, depeg terbaru ini tampaknya terkait dengan menurunnya kepercayaan terhadap kebijakan Tether setelah pembekuan aset besar-besaran.

USDT Depeg Disebabkan Kerjasama dengan Pihak Berwenang

Tether juga mengirimkan surat pada tanggal 15 Desember kepada Senator Cynthia M. Lummis dan Anggota Kongres J. French Hill yang menguraikan bahwa pihaknya telah membekukan dompet kripto yang menyimpan lebih dari $435 juta dalam token USDT atas permintaan dari lembaga pemerintah selama tahun 2023. Hal ini menunjukkan kolaborasi ekstensif penerbit stablecoin tersebut dengan pihak berwenang untuk menghentikan aktivitas kriminal yang melibatkan USDT.

"Tether berterima kasih atas kesempatan untuk menanggapi berbagai masalah yang diangkat oleh anggota parlemen AS, dan kami berkomitmen untuk melanjutkan kerja sama erat Tether dengan penegak hukum di AS dan di seluruh dunia," kata CEO Tether Paolo Ardoino dalam surat tersebut. "Tether berupaya menjadi mitra kelas dunia bagi AS sembari terus membantu penegak hukum dan memperluas hegemoni dolar secara global."

Tether menyatakan bahwa pihaknya bekerja sama dengan lembaga-lembaga untuk melawan aktivitas keuangan ilegal. Namun, posisinya sebagai penerbit stablecoin yang netral dipertanyakan pasca-pembekuan.