Menurut Odaily, Julian Assange, yang dibebaskan dari penjara pada bulan Juni, tampil pertama kali di depan publik awal bulan ini. Ia menyampaikan bukti dampak psikologis dari pemenjaraannya kepada Komite Urusan Hukum dan Hak Asasi Manusia Majelis Parlemen Dewan Eropa di Strasbourg, Prancis.

Dalam pidatonya di Dewan Eropa, Assange menyatakan, 'Saya ingin memperjelas. Saya bebas bukan karena sistemnya berhasil, tetapi karena setelah bertahun-tahun dipenjara, saya mengakui telah melakukan kejahatan jurnalistik. Saya mengakui telah mencari informasi dari informan. Saya mengaku bersalah karena telah memberi tahu publik tentang informasi ini.' Dari tahun 2012 hingga 2017, Assange tinggal di Kedutaan Besar Ekuador di London, tempat ia diberi suaka. Dari tahun 2019 hingga 2024, ia ditahan di penjara dengan keamanan maksimum di Inggris. 'Itu melucuti kesadaran diri seseorang, hanya menyisakan esensi mentah dari keberadaannya,' katanya, gemetar dan meminta maaf atas 'ucapannya yang tidak jelas' dan 'pernyataan yang tidak dipoles.'

Assange mengakui, "Saya belum sepenuhnya siap untuk menceritakan semua yang saya alamiā€”perjuangan tanpa henti untuk bertahan hidup, baik secara fisik maupun mental." Majelis Parlemen Dewan Eropa merilis laporan tentang pemenjaraan Assange, melabelinya sebagai "tahanan politik." Mereka menyatakan keprihatinan atas perlakuan yang diterimanya, menggambarkan tuduhan terhadapnya oleh Amerika Serikat sebagai "tidak proporsional" dan "berat."

Assange sebelumnya mengungkapkan dalam sesi AMA, 'Inovasi Bitcoin yang sebenarnya adalah bukti publikasi yang dapat diverifikasi secara global dari waktu ke waktu. Seluruh sistem dibangun berdasarkan konsep ini, dan banyak sistem lain dapat dibangun berdasarkan konsep ini. Blockchain menentukan sejarah, mematahkan pepatah Orwell,