Indeks spot dolar mengalami kenaikan signifikan sebesar 1,6% minggu ini, menandai kenaikan mingguan terbesar sejak September 2022, sebagaimana dilaporkan oleh Jinshi.com pada tanggal 5 Oktober. Lonjakan ini menunjukkan semakin kuatnya dolar AS di tengah perubahan ekspektasi pasar.

Yen Hadapi Penurunan Tajam

Di antara mata uang, yen Jepang mengalami penurunan paling besar, anjlok 4,4% terhadap dolar—penurunan mingguan terbesar sejak 2009. Penurunan ini menggarisbawahi kerentanan yen dalam iklim ekonomi saat ini, sehingga meningkatkan kekhawatiran di kalangan investor.

Ketahanan Pasar Tenaga Kerja Berdampak pada Keputusan Federal Reserve

Aroop Chatterjee, seorang ahli strategi di Wells Fargo & Co., mengomentari implikasi dari penguatan dolar ini. "Tanda-tanda bahwa pasar tenaga kerja lebih tangguh dari yang diharapkan akan membantu meredam ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga agresif dari Federal Reserve," ungkapnya. Sentimen ini mencerminkan penyesuaian pasar terhadap lingkungan tenaga kerja yang lebih stabil, yang bertentangan dengan prakiraan sebelumnya tentang pemangkasan suku bunga yang signifikan.

Penyesuaian Pasar dalam Ekspektasi Suku Bunga

Akibat perkembangan ini, para pedagang swap telah merevisi ekspektasi mereka mengenai pemangkasan suku bunga Federal Reserve. Pemangkasan yang diantisipasi telah menurun menjadi sekitar 50 basis poin tahun ini, turun dari lebih dari 60 basis poin yang diproyeksikan sehari sebelumnya. Pergeseran ini menyoroti volatilitas yang sedang berlangsung dalam prakiraan kebijakan moneter dan dampak potensialnya terhadap ekonomi yang lebih luas.

Singkatnya, kinerja dolar yang kuat minggu ini, dikombinasikan dengan penurunan tajam yen, menandakan momen penting di pasar mata uang, dipengaruhi oleh indikator pasar tenaga kerja yang lebih kuat dan pergeseran ekspektasi Federal Reserve.