Aplikasi perpesanan Telegram mengalami masalah parah pada tanggal 3 Oktober, menyebabkan pengguna di seluruh dunia, termasuk Ukraina, Jerman, dan Polandia, tidak dapat mengakses layanan tersebut.

Telegram, aplikasi perpesanan populer dan disukai oleh komunitas cryptocurrency, mengalami insiden besar pada pagi hari tanggal 3 Oktober 2024, yang mempengaruhi jutaan pengguna di seluruh dunia. Menurut data dari Downdetector, pengguna mulai melaporkan masalah sekitar pukul 10:30 UTC, dan masalah terus berlanjut sepanjang hari. Masalah utama yang dilaporkan termasuk tidak dapat mengirim dan menerima pesan serta kesalahan koneksi umum.

Masalah ini mempengaruhi pengguna di beberapa negara, termasuk Ukraina, Belarus, Polandia, Kazakhstan, Rusia, Belanda, dan Jerman. Laporan tersebut juga mengkonfirmasi parahnya insiden tersebut, dengan mengatakan bahwa kejadian tersebut dimulai sekitar pukul 10:22 pagi. Banyak pengguna mengungkapkan kekecewaan mereka di Reddit dan jejaring sosial lainnya.

“Di Jerman, aplikasinya tidak berfungsi dengan baik. Tampaknya tidak dapat terhubung ke server karena obrolan masih ditampilkan tetapi pesan baru tidak dapat diunduh,” kata seorang pengguna di Jerman.  Pengguna lain berkata: “Sudah tidak aktif selama sekitar satu jam,” yang menunjukkan besarnya skala masalah.

Telegram bungkam tentang kekhawatiran pengguna

Meskipun insiden ini meluas, baik Telegram maupun CEO Pavel Durov belum mengeluarkan tanggapan resmi apa pun. Keheningan perusahaan membuat banyak pengguna bingung dan khawatir.

Pemadaman ini terjadi setelah beberapa pemadaman kecil pada tanggal 2 Oktober dan pemadaman sebelumnya sepanjang tahun 2024. Menurut Downdetector, Telegram mengalami pemadaman besar-besaran pada bulan Juni, yang berlangsung lebih dari satu jam, dan insiden lainnya berlangsung hampir dua jam pada bulan April. Seringnya, Telegram belum memberikan penjelasan atau solusi.

Waktu kejadian juga patut diperhatikan, hanya satu hari setelah CEO Pavel Durov membuat pernyataan kontroversial tentang kerja sama Telegram dengan pihak berwenang. Pada tanggal 2 Oktober, Durov menyatakan bahwa platform tersebut telah mengungkapkan alamat IP penjahat kepada penegak hukum sejak 2018, sehingga memicu banyak perdebatan tentang privasi dan keamanan pengguna.

Sebelumnya pada akhir Agustus, Durov didakwa oleh jaksa Prancis dengan enam kejahatan terkait aktivitas ilegal di platform perpesanan ini. Investigasi yang sedang berlangsung mungkin menambah tantangan Telegram, meskipun belum ada hubungan resmi antara investigasi tersebut dan penghentian layanan.