Serangan rudal terbaru oleh Iran terhadap Israel telah menimbulkan ketakutan di pasar global, termasuk mata uang kripto. Harga Bitcoin turun menjadi $60.000 karena meningkatnya ketegangan di Timur Tengah antara Iran dan Israel, yang menyebabkan investor mencari keamanan dalam bentuk emas dan minyak mentah, yang keduanya sedang naik, sehingga memicu diskusi tentang status mata uang kripto sebagai aset safe haven.

Setelah eskalasi tersebut, Bitcoin turun menjadi $60.315 dari $64.000 dalam beberapa jam sebelum naik ke $61.800. Sebanyak 154.000 pedagang dilikuidasi karena harga turun sebesar $4000, yang mengakibatkan kerugian total sebesar $521 juta. Dukungan psikologis di $60.000 saat ini sedang berlaku, tetapi sentimen negatif lebih lanjut dari peristiwa geopolitik dapat mendorong harga turun.

Secara historis, Bitcoin cenderung menghadapi tekanan ke bawah selama krisis geopolitik, karena investor beralih ke emas, yang mengalami kenaikan 1,5% di tengah meningkatnya ketegangan. Namun, beberapa analis percaya bahwa meskipun terjadi penurunan saat ini, Bitcoin berpotensi pulih setelah ketegangan langsung mereda.

CEO BlackRock Larry Fink masih percaya bahwa Bitcoin merupakan lindung nilai terhadap inflasi, sementara Markus Thielen dari 10x Research mengatakan bahwa Bitcoin masih berkembang dan dapat menjadi pengganti emas di masa depan, tergantung pada regulasi.

Ketika konflik di Timur Tengah meningkat, orang-orang mencari perlindungan dalam bentuk emas dan obligasi, karena keduanya telah dianggap sebagai tempat berlindung yang aman selama berabad-abad, sementara bitcoin adalah aset yang relatif baru.

Menurut Goldprice.org, Emas naik sebesar 1,4% pada tanggal 1 Oktober menjadi $2.665 per ons, yang mendekati rekor tertinggi, sementara minyak mentah naik sebesar 7% menjadi $72 per barel.

Li Xing, Konsultan Strategi Pasar Keuangan di Exness, mengemukakan bahwa konflik tersebut telah mengalihkan investor ke emas sehingga membuatnya lebih menarik. Namun, bitcoin, yang dianggap sebagai instrumen safe haven, turun lebih dari 3%.

Analis logam mulia Jesse Colombo memberi tahu X pengikutnya bahwa Bitcoin dan kripto jatuh saat terjadi ketakutan geopolitik, tidak seperti logam mulia. Ia berkata, "Itu aset berisiko lainnya, sama seperti saham teknologi yang sedang naik daun."

Manajer Dana Multi-Aset Cerdas Lokland, Jeroen Blokland, juga baru-baru ini berpendapat bahwa beberapa investor meninggalkan Bitcoin untuk berinvestasi dalam bentuk emas, sehingga menghidupkan kembali perdebatan tentang apakah Bitcoin merupakan aset yang aman. Analis kripto Jesse Colombo menunjukkan bahwa Bitcoin turun selama kekhawatiran geopolitik, tidak seperti emas.