Cover Image

CEO Ripple Brad Garlinghouse baru-baru ini mengomentari tonggak regulasi terbaru perusahaan di Timur Tengah.

Sebelumnya hari ini, perusahaan mengumumkan bahwa mereka telah mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan Dubai (DFSA), badan regulasi yang mengawasi layanan keuangan yang dilakukan di Pusat Keuangan Internasional Dubai (DIFC).

Setelah menerima lampu hijau dari DFSA, Ripple kini dapat memperluas layanan pembayarannya di UEA. Perusahaan ini telah menjadi penyedia pembayaran bertenaga blockchain pertama yang berhasil mencapai tonggak sejarah tersebut.

kartu

Dalam unggahan media sosialnya, Garlinghouse menekankan pentingnya kejelasan regulasi, dengan menyatakan bahwa hal inilah yang diinginkan oleh para pelaku bisnis. "UEA memahami hal itu," imbuh bos Ripple tersebut.

Ripple telah lama memiliki kehadiran yang kuat di kawasan MENA, yang memiliki kekayaan yang signifikan. Seperti yang dilaporkan oleh U.Today, hal ini disebabkan oleh adopsi produk Ripple dan regulasi yang ramah terhadap kripto. Beberapa tahun yang lalu, Ripple menjalin kemitraan dengan lembaga keuangan di negara-negara seperti UEA, Arab Saudi, Kuwait, dan Oman.

Pada bulan November 2020, Ripple membuka kantor pusat regional di Dubai di tengah rumor bahwa perusahaan yang berbasis di San Francisco itu berencana untuk meninggalkan AS.

Garlinghouse telah berulang kali memuji UEA sebagai contoh salah satu yurisdiksi yang paling ramah terhadap kripto.

Reece Merrick dari Ripple menggambarkan lisensi terbaru ini sebagai "momen penting" bagi operasi perusahaan di Timur Tengah. Merrick menambahkan bahwa Ripple akan membantu UEA dalam mengimplementasikan visinya untuk menjadi negara pro-kripto terkemuka.