Hamster Kombat yang dulunya merupakan permainan kripto yang paling ditunggu-tunggu di Telegram, kini menjadi pusat kemarahan masyarakat luas karena dugaan "taktik yang tidak adil." Menjelang jadwal airdrop pada tanggal 26 September, gelombang kekecewaan melanda pengguna, yang menyadari bahwa jutaan poin $HMSTR yang mereka peroleh tidak seberharga yang diharapkan.

Bangkit dan Jatuhnya Hamster Kombat

Diluncurkan pada bulan Maret, Hamster Kombat menjadi sensasi dalam waktu singkat, menarik 300 juta pemain dari berbagai wilayah seperti Rusia, Iran, Afrika, dan Asia Selatan. Namun, kepercayaan bahwa bermain gim video berbasis kripto akan mengubah pengguna menjadi jutawan ternyata hanya ilusi.

Pemain yang frustrasi telah menggunakan platform media sosial seperti X (sebelumnya Twitter), menggunakan tagar seperti#JusticeForHamsterKombatPlayersdan#HamsterKombatScamuntuk menyuarakan keluhan mereka. Komunitas yang dulunya berkembang pesat kini dengan cepat menjadi kisah peringatan dalam dunia kripto.

Mengapa Pemain Marah?

Hamster Kombat memperoleh popularitas besar dengan 300 juta pemainnya berjuang selama lebih dari lima bulan untuk meningkatkan "poin per jam" (PPH) mereka—metrik yang menurut pengembang sangat penting. Namun, seiring berjalannya permainan, prioritasnya beralih ke "pengumpulan kunci," yang menyebabkan banyak pemain didiskualifikasi dari airdrop Musim 1. Hal ini membuat mereka merasa tertipu, karena usaha keras mereka menjadi sia-sia.

Lebih parahnya lagi, manajemen permainan melarang 2,3 juta pemain karena menggunakan metode tak etis untuk mengumpulkan kunci hamster, sementara mereka yang memenuhi syarat untuk mendapatkan airdrop kecewa karena hadiahnya rendah.

Banyak pengguna mengeluh bahwa mereka telah menghabiskan waktu berjam-jam, bahkan berhari-hari, untuk mengumpulkan poin HMSTR, hanya untuk mengetahui bahwa usaha mereka tidak seberharga yang diproyeksikan sebelumnya. Untuk lebih memperburuk situasi, ada tuduhan bahwa influencer tertentu menerima sejumlah besar token $HMSTR melalui referensi, meskipun tidak melakukan usaha apa pun.

Hal lain yang diperdebatkan adalah penerapan jadwal vesting tanpa konsultasi komunitas terlebih dahulu. Pada hari pencatatan token, hanya 88,75% token HMSR yang dapat diklaim, sedangkan 11,25% sisanya dirilis selama periode 10 bulan. Perubahan yang tidak terduga ini telah memicu rasa frustrasi di antara pengguna.

Mengapa Hanya 131 Juta Pemain yang Memenuhi Syarat untuk Airdrop?

Keputusan untuk membatasi airdrop hingga 131 juta pemain menimbulkan keheranan di seluruh komunitas. Meskipun tim Hamster Kombat tidak memberikan penjelasan yang jelas, pembatasan tersebut kemungkinan bertujuan untuk mengendalikan pasokan token, memberi penghargaan kepada pengguna yang paling aktif, dan mengelola dampak ekonomi dari airdrop. Namun, langkah ini hanya memperburuk kekhawatiran komunitas.

Game Ketuk-untuk-Mendapatkan: Gelembung yang Siap Meledak?

Kejatuhan Hamster Kombat menyoroti masalah yang lebih signifikan dengan permainan play-to-earn yang mengandalkan model sederhana yang menawarkan insentif jangka pendek daripada nilai jangka panjang. Permainan yang berfokus pada ketukan tanpa berpikir, alih-alih gameplay atau keterampilan yang bermakna, menciptakan gelembung nilai buatan yang pasti akan meledak begitu sensasi awal memudar.

Salah satu pendiri Ethereum, Vitalik Buterin, juga menyuarakan kekhawatirannya atas proyek-proyek yang tidak memiliki nilai riil. Ia menyarankan bahwa proyek kripto yang berkelanjutan memerlukan tujuan yang jelas, aktivitas komunitas yang menarik, dan fondasi yang kuat agar dapat bertahan dalam jangka panjang. Hamster Kombat, seperti banyak permainan play-to-earn lainnya, perlu memikirkan kembali tokenomik dan struktur permainannya agar tetap relevan.

Apa yang selanjutnya untuk Hamster Kombat?

Seiring dengan semakin dekatnya pencatatan token HMSTR, diperkirakan akan terjadi volatilitas harga yang signifikan karena kontroversi seputar permainan tersebut. Perbandingan telah dilakukan dengan proyek kripto lain yang gagal seperti Notcoin dan DOGS, yang harganya turun drastis setelah peluncurannya.

Mekanisme vesting mungkin dapat meredam sebagian penurunan yang diharapkan, tetapi mengingat sentimen negatif dari Musim 1, pemain jauh dari bersemangat tentang airdrop Musim 2 yang akan datang.

Kesimpulan

Hamster Kombat telah membuktikan bahwa di dunia kripto, tidak ada yang namanya "uang mudah." Proyek ini telah menjadi wahana naik turun bagi para investor, yang menawarkan pelajaran berat tentang pentingnya ekosistem yang berkelanjutan dan model yang solid. Setelah semua drama ini, satu hal yang jelas: di dunia blockchain, tidak semua yang berkilau adalah emas kripto.