Dinamika hashrate Bitcoin bergerak cepat saat kripto bersiap memasuki fase berikutnya dari kenaikan yang tak kunjung tiba. Data terbaru mengungkapkan bahwa dominasi hashrate BTC kini beralih ke perusahaan pertambangan Amerika Serikat meskipun Tiongkok berupaya keras untuk meningkatkan industri tersebut.

Persaingan ketat antara kedua raksasa ini juga memicu perbedaan antara harga Bitcoin dan hashrate-nya. Secara historis, perbedaan ini hanya muncul beberapa kali dalam tiga tahun terakhir. Namun, ketika muncul, perbedaan ini sering kali menandakan kenaikan harga setelah mencapai titik terendah lokal.

AS mengambil 40% hashrate Bitcoin

Menurut data yang dibagikan oleh Ki Young Ju, pendiri Cryptoquant, AS telah berhasil meraup sebagian besar dari total hashrate Bitcoin yang dihasilkan. Kelompok penambangan Tiongkok kini mengoperasikan 55% jaringan, sementara kelompok yang berbasis di AS mengelola 40%. Hal ini dipandang sebagai perubahan besar dalam industri penambangan kripto.

Sumber: CryptoQuant

Pool yang beroperasi dari AS utamanya melayani penambang institusional di Amerika, di sisi lain, pool Tiongkok mendukung penambang yang relatif lebih kecil di Asia. Tiongkok bertanggung jawab atas sebagian besar aktivitas penambangan. Namun, upaya Amerika Serikat untuk mengklaim saham penambangan BTC telah berkembang sejak pertengahan tahun 2021.

Penambang hadapi tekanan pendapatan

Pada tanggal 1 September 2024, hashrate jaringan Bitcoin melonjak hingga 742 exahash per detik (EH/s) dan itu adalah daya komputasi yang sangat besar yang digunakan untuk mengamankan emas digital. Sejak tahun 2021, hashrate terus meningkat karena diperkenalkannya sirkuit terpadu khusus aplikasi (ASIC) yang canggih.

Hal ini menunjukkan bahwa seiring meningkatnya hashrate, penambang menghadapi biaya yang lebih tinggi. Mereka perlu meningkatkan rig dan meningkatkan konsumsi energi agar dapat bertahan.

Agustus 2024 ternyata menjadi bulan yang sulit bagi para penambang karena pendapatan anjlok menjadi hanya $827,56 juta. Angka ini tercatat sebagai yang terendah sejak September lalu.

Hal ini menyoroti tekanan pendapatan bagi para penambang, yang disebabkan oleh berkurangnya subsidi blok dan melonjaknya harga energi. MARA dan Riot Platforms merasakan tekanan tersebut, dengan biaya per Bitcoin melonjak masing-masing menjadi $55.700 dan $62.000.

Harga BTC masih turun sekitar 5% dalam 30 hari terakhir meskipun mencatat kenaikan 8% selama 7 hari terakhir. BTC diperdagangkan pada harga rata-rata $63.219 pada saat berita ini ditulis, dan baru-baru ini mencoba untuk kembali ke angka $65.000.

Volume perdagangan Bitcoin selama 24 jam melonjak hingga 95% pada hari Senin hingga mencapai $29,5 miliar.