Koreksi Harga Bitcoin Mungkin Segera Berakhir Saat Tether Menerbitkan $1 Miliar USDT.

Koreksi harga Bitcoin (BTC) yang dimulai pada tanggal 14 September mungkin akan segera berakhir, yang berpotensi memicu reli baru. Salah satu alasan utama untuk pergeseran jangka pendek ini adalah pengumuman yang diharapkan dari Federal Reserve AS mengenai pemotongan suku bunga pada tanggal 18 September.

Selain itu, penerbit stablecoin terkemuka, Tether, akan meningkatkan ekspektasi pasar dengan menerbitkan $1 miliar dalam USDT pada hari Senin.

Penerbitan Tether Sebesar $1 Miliar USDT dan Dampaknya terhadap Pasar

Pada tanggal 16 September pukul 01:50, Tether menerbitkan $1 miliar dalam USDT. Secara historis, perkembangan tersebut telah dilihat sebagai tanda positif bagi pasar mata uang kripto, yang biasanya memengaruhi kenaikan harga.

Menurut Santiment, total pasokan Tether (USDT) di bursa telah meningkat sebesar $8,06 miliar sejak 2024. Dalam 24 jam terakhir, tambahan $1 miliar dalam USDT telah ditambahkan ke pasokan stablecoin di bursa.

Yang menarik, setoran stablecoin aktif ke bursa tetap relatif stabil sejak 2024, berkisar antara 9.000 dan 14.000.

Dapatkah Bitcoin Naik Sebelum Pemangkasan Suku Bunga Fed?

Sejak 7 September, harga Bitcoin telah naik sebesar 12%, mencapai puncak lokal pada 14 September. Koreksi berikutnya sekitar 3% telah membawa BTC ke sekitar $58.600. Pemangkasan suku bunga Fed yang diantisipasi pada 18 September muncul sebagai faktor signifikan yang dapat memengaruhi harga BTC.

Menurut alat FedWatch,

kemungkinan pemangkasan suku bunga 50 basis poin

diperkirakan sebesar 59%. Terlepas dari ukuran pemotongan, investor mata uang kripto berfokus pada dua skenario potensial: Skenario berisiko: Pasar keuangan, baik tradisional maupun kripto, mungkin akan menguat. Dalam skenario ini, Bitcoin, Ethereum (ETH), dan mata uang kripto lainnya diperkirakan akan terus memperoleh nilai, dengan BTC mungkin menguji ulang $65.000 sebelum kembali mencapai $70.000 sebagai level dukungan. Prospek bebas risiko: Investor mungkin mengarahkan aset mereka ke instrumen yang lebih aman seperti uang tunai atau stablecoin.Skenario ini mungkin memicu aksi jual panik di pasar saham dan kripto.