CEO Telegram Pavel Durov telah dibebaskan dari tahanan polisi di Prancis. Ia ditangkap pada bulan Agustus 2024, menghadapi dakwaan terkait aktivitas ilegal di platform Telegram, termasuk memfasilitasi pornografi anak, perdagangan narkoba, dan kejahatan dunia maya. Setelah penangkapannya, Durov dibebaskan dengan jaminan sebesar €5 juta, tetapi ia diharuskan untuk tetap berada di Prancis di bawah pengawasan pengadilan dan harus melapor ke kantor polisi dua kali seminggu. Investigasi masih berlangsung, dan Durov saat ini dilarang meninggalkan negara tersebut.

Durov telah membantah tuduhan tersebut, dengan menyatakan bahwa tidak masuk akal untuk menahannya secara pribadi atas aktivitas ilegal yang dilakukan oleh pengguna platform tersebut, dan bahwa Telegram mematuhi peraturan Eropa.