Menurut Cointelegraph, pemerintah Inggris telah memulai konsultasi dengan industri kecerdasan buatan (AI) dan industri kreatif untuk mengeksplorasi kerangka hukum potensial bagi model AI untuk memanfaatkan materi berhak cipta. Proposal yang dirilis pada 17 Desember tersebut mengundang masukan dari kedua sektor hingga 25 Februari 2025.

Peter Kyle, Menteri Negara Bidang Sains, Inovasi, dan Teknologi, menyoroti bahwa ambiguitas seputar penerapan hukum hak cipta pada AI menghalangi kedua industri tersebut untuk mencapai potensi penuh mereka. Ia menyatakan bahwa kerangka kerja AI dan hak cipta saat ini tidak cukup mendukung sektor kreatif dan AI dalam bersaing secara global. Konsultasi ini muncul di tengah kritik yang dihadapi oleh perusahaan AI yang dituduh menggunakan kekayaan intelektual tanpa izin untuk melatih model mereka.

Di antara empat opsi kebijakan yang diusulkan oleh pemerintah Inggris adalah mengizinkan perusahaan AI untuk menggunakan materi berhak cipta tanpa persetujuan pemegang hak, mengizinkan penggunaan komersial dengan batasan minimal. Opsi lain menyarankan bahwa perusahaan dapat dengan bebas menggunakan materi berhak cipta untuk pelatihan AI kecuali pembuatnya memilih untuk tidak melakukannya. Proposal ketiga melibatkan penguatan undang-undang hak cipta, mewajibkan pemberian lisensi untuk semua kasus, memastikan perusahaan hanya melatih model AI dengan karya yang berlisensi dan diizinkan. Konsultasi tersebut juga mempertimbangkan untuk mempertahankan undang-undang saat ini, meskipun hal ini akan melanggengkan kurangnya kejelasan yang ada bagi pemegang hak cipta dan pengembang AI.

Usulan tersebut menuai kritik dari para kreator. Ed Newton-Rex, seorang komposer Inggris dan CEO Fairly Trained, sebuah lembaga nirlaba yang mensertifikasi perusahaan AI yang memperoleh lisensi untuk data pelatihan mereka, menyatakan kekhawatiran bahwa perubahan tersebut terutama akan menguntungkan perusahaan AI, tetapi juga akan menimbulkan kerugian besar bagi kreator. Ia berpendapat bahwa beberapa perubahan menyesatkan, karena pengecualian hak cipta akan melegalkan pelatihan pada karya berhak cipta tanpa lisensi, yang saat ini ilegal.

Owen Meredith, kepala eksekutif News Media Association, juga mengkritik konsultasi tersebut dalam pernyataannya pada tanggal 17 Desember, dengan menyatakan bahwa konsultasi tersebut gagal mengatasi masalah inti dalam menegakkan persyaratan transparansi yang kuat untuk melindungi hak-hak kreator. Ia berpendapat bahwa usulan tersebut akan mempersulit hukum dan memungkinkan perusahaan AI untuk menghindari tanggung jawab. Meredith menyarankan bahwa alih-alih mengusulkan sistem yang tidak dapat dijalankan seperti 'reservasi hak' atau rezim 'opt-out', pemerintah harus fokus pada penerapan persyaratan transparansi dalam kerangka hak cipta yang ada.