Menurut PANews, turbulensi pasar keuangan global baru-baru ini telah berdampak signifikan pada sektor mata uang kripto, yang menyebabkan penurunan pasar yang substansial. Gejolak ini, yang berasal dari pasar keuangan tradisional, telah menyoroti meningkatnya interkoneksi antara aset digital dan sistem keuangan konvensional.

Situasi ini bermula dari keputusan tak terduga Bank Jepang untuk menaikkan suku bunga dan mengurangi neracanya. Langkah ini mengganggu perdagangan saham global, yang menyebabkan reaksi berantai. Yen Jepang melonjak, mendorong investor global melikuidasi berbagai aset, termasuk saham, untuk membayar utang dalam mata uang yen. Pergeseran ini berdampak parah pada pasar saham AS, yang menyebabkan penurunan signifikan.

Pada saat yang sama, ekonomi AS menghadapi kekhawatiran akan resesi. Data penggajian nonpertanian terbaru tidak memenuhi harapan, dengan tingkat pengangguran meningkat menjadi 4,3%, yang memperdalam kekhawatiran tentang prospek ekonomi. Selain itu, laporan laba yang kurang memuaskan dari perusahaan teknologi besar semakin mengikis kepercayaan investor.

Didorong oleh sentimen penghindaran risiko global ini, pasar mata uang kripto juga mengalami penurunan. Bitcoin, sebagai aset berisiko tinggi, mengalami penurunan tajam, turun lebih dari 20% dalam waktu singkat dan sempat turun di bawah angka $50.000. Mata uang kripto utama lainnya seperti Ethereum juga mengalami penurunan signifikan, yang mengakibatkan prospek pasar yang suram.

Analis HSK Eco Labs McSage mencatat bahwa jatuhnya mata uang kripto ini menggarisbawahi hubungan erat antara pasar aset digital dan pasar keuangan tradisional. Meskipun dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan risiko keuangan tradisional, mata uang kripto berjuang untuk tetap tidak terpengaruh di tengah pengetatan likuiditas global dan penghindaran risiko.

Lebih jauh lagi, tekanan berkelanjutan dari badan-badan regulasi AS terhadap industri mata uang kripto telah memperburuk aksi jual di pasar. Kombinasi ketidakpastian regulasi dan ketidakstabilan ekonomi makro global telah meningkatkan kepanikan investor.

Badai keuangan ini, yang dipicu oleh Jepang dan menyebar secara global ke pasar kripto, dapat menandai titik balik yang signifikan dalam lanskap keuangan global pada tahun 2024. Badai ini tidak hanya mengungkap kerentanan pasar keuangan global, tetapi juga menyoroti meningkatnya interkoneksi antara pasar mata uang kripto dan sistem keuangan tradisional.

Bagi investor, ini adalah ujian berat dan peringatan penting. Keputusan investasi harus mempertimbangkan sifat ekonomi global yang saling terkait, yang mencakup pasar keuangan tradisional dan aset kripto yang sedang berkembang. Dalam lingkungan pasar yang tidak pasti ini, kewaspadaan dan penyesuaian strategi yang fleksibel adalah kunci untuk mengelola risiko.

Ke depannya, pasar akan memantau dengan saksama kebijakan bank sentral, tren pemulihan ekonomi global, dan perkembangan regulasi mata uang kripto. Badai keuangan ini, yang melanda pasar tradisional dan pasar berkembang, dapat mengubah definisi alokasi aset global, yang mengharuskan investor untuk mengadopsi perspektif yang lebih komprehensif dan hati-hati terhadap perubahan pasar.