Dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat, bursa WazirX mengumumkan bahwa mereka mengambil tindakan hukum lebih lanjut sebagai tanggapan atas serangan siber baru-baru ini yang mengakibatkan kerugian lebih dari $230 juta. Rencana tindakan segera WazirX termasuk melacak dana yang dicuri, memulihkan aset pelanggan, dan melakukan analisis mendalam terhadap serangan dunia maya.

Bursa tersebut telah melaporkan kejadian tersebut ke Unit Intelijen Keuangan India (FIU-India) dan Tim Tanggap Darurat Komputer India (CERT-IN) dan telah bekerja dengan lebih dari 500 bursa untuk memblokir alamat yang terkait dengan serangan tersebut. Tim WazirX menyatakan bahwa mereka secara aktif bekerja dengan berbagai bursa untuk mendapatkan sumber daya tambahan guna membantu upaya pemulihan mereka.

WazirX bekerja sama dengan pakar forensik digital dan lembaga penegak hukum untuk mengidentifikasi penyerang dan berfokus pada pemulihan dana dan analisis forensik digital atas serangan tersebut. Pada hari Kamis, WazirX mengungkapkan serangan siber pada salah satu dompet multi-tanda tangan miliknya, yang mengakibatkan pencurian lebih dari $230 juta. Sebagai tindakan pencegahan, WazirX telah menangguhkan semua layanan penarikan rupee India dan mata uang kripto.

Menurut WazirX, penyerang mengeksploitasi perbedaan antara data yang ditampilkan oleh antarmuka dompet dan rincian transaksi sebenarnya untuk mencuri dana. Nilai token SHIB Shiba Inu turun 8% setelah serangan tersebut, yang pada saat itu memiliki SHIB senilai sekitar $100 juta di dompet penyerang. Para penyerang kemudian mengubah beberapa altcoin menjadi Ethereum (ETH). Data dari Arkham Intelligence menunjukkan bahwa dompet tersebut saat ini menyimpan 43,800 ETH, bernilai sekitar $153 juta.

Perusahaan analisis Blockchain Elliptic menunjukkan bahwa serangan cyber terhadap WazirX mungkin terkait dengan peretas Korea Utara. Insiden ini menyoroti tantangan yang dihadapi oleh bursa mata uang kripto dalam hal perlindungan keamanan, dan juga mengingatkan regulator akan perlunya memperkuat pengawasan dan bimbingan di bidang yang sedang berkembang ini.

Peringatan untuk regulasi mata uang kripto di India

Peretasan WazirX tidak hanya mengungkap kerentanan keamanan bursa, namun juga menyoroti kekurangan India dalam regulasi mata uang kripto. Joanna Cheng, penasihat umum asosiasi di Fireblocks, mencatat bahwa insiden tersebut menyoroti perlunya standar keamanan yang jelas, manajemen risiko, dan pedoman perlindungan konsumen.

Cheng menekankan bahwa meskipun India belum memiliki peraturan khusus mata uang kripto, kerangka peraturan yang jelas sangat dibutuhkan untuk pengembangan industri mata uang kripto. Dia percaya bahwa peraturan tersebut tidak hanya akan menetapkan standar perilaku bagi bursa tetapi juga memastikan bahwa mereka bertanggung jawab kepada pelanggannya. Dia mengatakan dalam sebuah wawancara dengan media: "Intervensi pengawasan akan membuat bursa memikul tanggung jawab yang sesuai atas tindakan atau kelambanan mereka, yang sangat penting untuk melindungi konsumen."

Cheng juga mempertanyakan karakterisasi WazirX atas peretasan tersebut sebagai "peristiwa force majeure". Ia mencatat bahwa penerapan klausul force majeure bergantung pada apakah peristiwa tersebut benar-benar tidak terduga dan tidak dapat dihindari. Klausul force majeure mungkin tidak berlaku jika WazirX seharusnya mengambil langkah-langkah untuk mencegah atau mengurangi serangan tersebut. Dia menambahkan: "Jika WazirX dapat mencegah atau mengurangi serangan tersebut, maka mereka tidak dapat menggunakan klausul force majeure untuk mengecualikan tanggung jawab."

Cheng lebih lanjut mencatat bahwa WazirX berusaha menggunakan klausul force majeure untuk menunda penarikan, namun jika serangan tersebut dapat diperkirakan dan dapat dihindari atau dikurangi dengan tindakan pencegahan yang wajar, maka klausul tersebut tidak dapat digunakan sebagai alasan untuk menghindari tanggung jawab. Ia menyimpulkan dengan menambahkan: “Insiden ini menyoroti pentingnya kejelasan dan pengawasan peraturan, yang sangat penting untuk membangun mekanisme akuntabilitas dasar dan melindungi investor.”

Melalui kejadian ini, baik regulator India maupun industri mata uang kripto harus menyadari pentingnya memperkuat pengawasan dan meningkatkan standar keamanan untuk memastikan perkembangan industri yang sehat dan perlindungan hak-hak konsumen.

Kesimpulan:

Insiden peretasan WazirX bukan hanya ujian bagi satu bursa, namun juga peringatan bagi seluruh industri mata uang kripto. Hal ini mengingatkan kita bahwa seiring dengan semakin populernya dan berkembangnya mata uang kripto, langkah-langkah keamanan dan sistem peraturan yang lebih ketat harus ditetapkan.

Hanya dengan cara ini kita dapat memastikan pembangunan industri yang berkelanjutan, melindungi kepentingan konsumen, dan mendorong lingkungan pasar yang sehat dan transparan.

Pada saat yang sama, regulator di India dan negara-negara lain harus mengambil tindakan untuk mengembangkan dan menerapkan kebijakan yang efektif untuk mengatasi risiko dan tantangan yang berkembang di bidang mata uang kripto. #WazirX #黑客攻击 #加密货币 #网络安全